Minggu, 28 Juni 2009

Jika Termakan, Formadihide Bisa Menjadi Cuka Getah

PONTIANAK—Penggunaan melamine were sebaiknya di hindari. Anjuran ini disampaikan karena peralatan makan yang terbuat dari melamin bisa melepas senyawa formalin jika di gunakan untuk mewadahi makanan yang berair atau berasa asam, terlebih dalam keadaan panas.

Apabila senyawa formalin yang ada pada peralatan makan berbahan baku melamin itu termakan dan teroksidasi di dalam tubuh, maka ia akan menjelma menjadi formie acid atau cuka getah. Dalam waktu dekat, pengaruh dari senyawa formalin yang ada di dalam tubuh mungkin tidak akan terasa nyata. Keadaan akan menjadi lain manakala dalam waktu yang cukup lama jumlahnya terakumulasi.

Jika tubuh sedang dalam kondisi prima, oleh hati atau lever formie acid akan di uraikan melalui proses detoxifikasi. Hasil dari penguraian racun ini di keluarkan dalam bentuk keringat, urine atau feses. Bagaimana bila fungsi hati terganggu? “Besar kemungkinan sejumlah racun berbahaya akan mengendap di hati serta di ginjal. Bila sudah begini, keja hati dan ginjal menjadi terganggu,” katan Dr Thamrin DEA, Dekan Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura, kepada Pontianak Post, Kamis (4/6) kemarin.

Di lihat dari factor penyebabnya, lepasnya senyawa formalin dari peralatan makan berbahan dasar melamin itu lebih disebabkan oleh penggunaan polymer berbahan dasar urea melamine formaldehyde. Formaldehid yang ada dalam senyawa melamin dapat muncul kembali karena depolimerisasi. Akibat proses ini, formaldehid terlepas menjadi monomer yang bersifat racun. Pemicunya bisa berupa paparan panas, sinar ultraviolet, gesekan, dan tergerusnya permukaan melamin hingga partikel formaldehid terlepas.

Dilihat dari proses produksinya, bahan dasar tersebut di panaskan kemudian di cetak dalam ukuran serta bentuk-bentuk tertentu. Proses ini lazim disebut hot press moulding. Agar produk yang dihasilkan tampil cantik dan menarik, produk tersebut di beri lapisan minyak dan pewarna.

Untuk mengetahui tingkat keamanan (food grade) dari wadah makan bermelamin, ada baiknya konsumen melakukan pengujian sederhana. Caranya, pertama lakukan uji bakar.

Bakarlah ujung melamin dengan lilin selama 20 detik. Jika tercium gas formaldehid yang menyengat, berarti tidak memenuhi food grade. Pada melamin asli hanya tampak gosong tanpa bau formaldehid. Kedua, lakukan uji rebus selama 30 menit sampai satu jam. Melamin palsu akan berubah bentuk, meliuk, bahkan rapuh dan mencair. Uap rebusannya pun menyebabkan mata perih, batuk, dan mual.

Apa itu formalin? Formalin merupakan nama dagang dari formaldehid. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10-40 persen. Formalin umum digunakan untuk kepentingan industri makanan serta industri kecantikan.

Di pasaran, produk perlengkapan makan berbahan dasar melamin ini bentuk serta warnanya amat beragam. Harganya pun terbilang super murah. Di sejumlah pasar tradisional yang ada di kota Pontianak, 3-4 buah produk melamin dari segala jenis dan ukuran hanya dihargai Rp 10.000. Tawaran yang tak kalah menggoda datang pula dari sejumlah pusat grosir. Mereka menawarkan wadah makan melamin dengan harga Rp 20.000-Rp30.000 per kg. Wadah makanan dari bahan melamin ini kebanyakan berupa sendok, gelas, cangkir, piring, pinggan, mangkuk, toples dan lain sebagainya.(go)

Tidak ada komentar: