Senin, 30 Maret 2009

HPI Kenalkan Ecotoursm Kalbar ke Masyarakat Dunia

PONTIANAK--Himpunan Pramuwisata Indonesia Kalimantan Barat atau HPI Kalbar sepertinya tidak main-main dalam mempromosikan ke elokan ecotoursm Kalimantan Barat. Upaya pengenalan potensi wisata daerah ini dilakukan dengan gencar di sela dilaksanakannya pertemuan internasional WFTGA (World Federation of Tourist Guide Assosiations), 11-16 Januari, di Discoveri Kartika Plaza Hotel, Kuta Bali.

WFTGA ke-XVIII di buka oleh Mentri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir Jero Wajik, SE. Beberapa pakar pariwisata tingkat dunia yang diundang dalam konferensi itu antara lain Prof. Sam Ham dari USA; Prof. Meged Negan dari Mesir; Mr Grant Holmes dari Cyprus; I Gede Ardika, mantan Menbudpar. Pertemuan penting bertaraf internasional ini diikuti oleh ratusan pengusaha dunia wisata dunia yang datang mewakili 30 negara. Setiap negara anggota WFTGA mengirimkan minimal 5 orang delegasi. Adapun negara yang mengirimkan duta wisatanya adalah China dengan 23 peserta, Amerika Serikat dengan 14 peserta, Afrika Selatan dengan 13 peserta, Inggris dengan 10 peserta dan Armenia dengan 7 peserta.

Untuk peserta dari dalam negeri, rata-rata semua provinsi mengirimkan utusannya. Kalbar sendiri mengutus Muhammad Tasuri SPd selaku Ketua HPI Kalbar dan Mikhael Refly Mh selaku Sekretaris HPI Kalbar. Dalam pertemuan penting tersebut, Presidan WFTGA, Rosalind Newlands (Scotlandia) didampingi Ketua Umum HPI, Drs. Nyoman Kandia kepada delegasi HPI kalbar menyatakan bahwa dalam konferensi ini akan diselenggarakan 4 kali sidang pleno dan 21 lokakarya. Adapun nara sumber dan pembicara berjumlah 25 orang berasal dari manca negara yaitu; Amerika Serikat, Inggris, Mesir, Swiss, dan Belgia. Sedangkan nara sumber lokakarya berasal dari Turki, Cyprus, Austria, Honkong, dan Indonesia.

Dilain pihak, Ketut Jaman selaku wakil ketua panitia penyelenggara menambahkan sejumlah topik penting yang dibahas dalam WFTGA ke-XVIII antara lain eco-wisata di kawasan sensitif, partisipasi dan peran aktif masyarakat dalam perencanaan eco-wisata, peran dan peningkatan peran dan kemampuan pramuwisata dalam mengendalikan tingkah laku wisata serta upaya-upaya yang efektif dalam mempromosikan berbagai potensi pariwisata khususnya yang menyakut eco-wisata, dan peningkatan teknik komonikasi dengan bahasa tubuh.

Topik lain yang tidak kalah penting adalah pemanduan kapal pesiar, tantangan pramuwisata dan keahlian berbisnis bagi pengembangan dan peningkatan pramuwisata sebagai ujung tombak dalam pelayanan pariwisata. Di selah-selah sidang pleno dan lokakarya, para delegasi mengunjungi berbagai objek dan daya tarik eco-wisata di Bali diantara Desa Wisata Gianyar, Mingwi, Bedugul, Ubud dan Kintamani.

Dalam setiap kesempatan, delegasi dari Kalbar tidak pernah jemu dalam memperkenalkan pesona wisata daerah kepada para pengusaha industri dunia kepariwisataan. Pada hari ketiga pelaksanaan WFTGA (Selasa, 13/1) lalu, misalnya. Kedua duta wisata Kalbar ini telah melakukan negosiasi person to person dengan delegasi masyarakat pariwisata dari China, Makao, Estonia, Belanda, Australia, Mesir, Jeman, Italia Afrika Selatan dan sejumlah negara lainnya.

Kepada mereka, potensi ecotoursm yang di tawarkan antara lain pesona keindahan Batu Belimbing di Kota Singkawang, kelucuan orangutan atau Pongo pygmaeus yang hidup di Taman Nasional Gunung Palong di Kabupaten Ketapang, serta Rumah Betang yang ada di Ngabang dan Kedamin, Kabupaten Landak.

Mendapat pemaparan yang sedemikian rupa, Dave Cunningham selaku Cheif Exploring Officer dari Australia berjanji akan memberi perhatian khusus dalam mempromosikan berbagai potensi pariwisata Kalbar di negaranya. Promosi yang sama rencananya akan dilakukan Dave di sejumlah website pariwisata berskala internasional secara gratis.

Sebagai pelaku usaha dunia pariwisata, Deve mengharap masyarakat pariwisata yang ada di daerah dapat berperan penting dalam mempromosikan keunggulan potensi wisata daerahnya,baik di tingkat regional maupun internasional. Tawaran yang tak menarik datang dari delegasi Afrika Selatan. “Kepada kami, secara lisan mereka telah mengundang Kalbar untuk hadir ke Johannesburg, Afrika Selatan jika nantinya negara tersebut terpilih sebagai tuanrumah WFTGA ke-XIV. Sekedar di ketahui, Afrika Selatan, Makao serta Estonia merupakan kandidat kuat dalam bidding WFTGA berikutnya,” jelas Tasuri

Untuk lebih memudahkan masyarakat dunia mengenal pesona wisata Kalbar, HPI Kalbar telah membagikan ratusan lembar liflet, buflet serta poster tentang aneka objek wisata di Kalbar kepada puluhan delegasi masyarakat pariwisata dunia. Kepada beberapa agen perjalanan wisata nasional dan mancanegara, HPI Kalbar telah menjalin kerjasama di bidang promosi potensi wisata daerah melalui website masing-masing,” jelas.

Melalui kerjasama yang saling menguntungkan ini, HPI Kalbar berkeyakinan tahun ini angka kunjungan wisatawan domestic serta mancanegara ke Kalbar akan mengalami peningkatan. Untuk bisa mewujudkan niat baik tersebut, peran pemerintah daerah dalam menyusun kalender event seni budaya daerah sangatlah diperlukan. Melalui kalender wisata, tentunya hal itu akan memudahkan para agen perjalanan wisata di tingkat nasional dan internasional dalam mempromosikan potensi wisata yang ada di Kalbar. Ecowisata sebagai salah satu produk wisata jauh lebih baik dari pada kegiatan mengguduli hutan secara legal maupun illegal. “Melalui program pemanfaatan hutan tropis sebagai produk ekowisata, kami yakin nilai ekonomi yang di timbulkannya akan tinggi. Saya optimistis, ecowisata dapat dikembangkan di Kalbar,” ujar Tasuri.(go)

Demokrasi “Pilih Saya” Semakin Popular


PONTIANAK---Pengamat social politik dari Universitas Tanjungpura, DR Zulkarnaen mengatakan saat ini demokrasi “pilih saya” sudah semakin popular di Indonesia. Paradigma baru ini lahir seiring dengan terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan Pasal 214 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu.

Bagi para calon legislatif (caleg) bernomor banyak, putusan MK merupakan angin surga. Sebaliknya, bagi para caleg bernomor wahid, hal itu merupakan sebuah tantangan dalam pemenangan pemilu. “Dalam konteks ini, kedudukan parpol dan caleg cendrung setara,” katanya.

Merasa memiliki nilai tawar yang sama, tidak sedikit caleg yang mulai mengesampingkan peran parpol pengusungnya. Dalam setiap kesempatan, banyak caleg yang lebih menonjolkan visi dan misi pribadi kerimbang visi dan misi parpol. Kondisi seperti ini dalam ranah demokrasi jelas tidak menyehatkan. Marketing politik yang terbentuk lebih mengarah pada personal, bukan kepartaian.

Bila euforia politik ini tidak segera di rubah, di khawatirkan popularitas parpol di mata konstituennya akan buruk. Terlebih jika sebuah parpol mengalami konflik internal dengan calegnya sendiri. “Jika perselisihan itu terekspos ke public, maka hal itu akan berdampak pada pencitraan partai,” terang Zulkarnaen yang juga dosen di Fisip Untan ini.

Untuk bisa menepis kekhawatiran tersebut, ada baiknya jika parpol melakukan konsolidsi secara internal. Upaya ini penting untuk dilakukan agar kesolidan parpor dengan para calegnya tetap terpelihara. Disamping persoalan internal, parpol juga di hadapkan dengan persoalan eksternal. Salah satunya adalah munculnya kegamangan pemilih dalam menentukan pilihan hatinya.

Indikasi kearah sana saat ini sudah mulai terasa. Banyaknya caleg yang memasang atribut kampanye di sejumlah sudut keramaian kota sedikit banyak telah membuat bingung warga, yang notebene merupakan para pemilih. Alur pemikiran mereka mulai tidak terarah manakala setiap caleg selalu menampilkan visi dan misinya. Manisan politik itu terasa semakin menggoda ketika issu social kemasyarakatan di angkat sebagai komuditi politik. “Bila sudah begini, besar kemungkinan akan banyak kertas suara yang tercentang lambang parpol dari pada nama atau nomor caleg,” pungkasnya.(go)

Singkawang Posisi Teratas PDRB Perkapita di Kalbar

PONTIANAK--- Berdasarkan proyeksi yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Perkapita tahun 2004-2007, terdapat gap (ketimpangan) yang relatif tinggi antara Kota Pontianak dengan daerah lainnya di Kalimantan Barat. Pada tahun 2007, PDRB Perkapita Kota Pontianak tertinggi hingga mencapai sekitar Rp.16,39 juta, delapan kali lipat dibandingkan dengan PDRB perkapita Kabupaten Melawi dimana besarnya Rp.2,79 juta.

Kabupaten lain yang memilki PDRB Perkapita cukup tinggi adalah Kota Singkawang, yaitu sebesar Rp 10,99 juta, diikuti Kabupaten Ketapang (Rp. 10,45 juta) serta Kabupaten Sanggau (Rp.10,27 juta). Relatif tingginya PDRB Perkapita Kabupaten Pontianak (pra pemekaran) terutama didukung oleh sebagian besar industri besar di provinsi ini berada di Kabupaten Pontianak.

Untuk Kabupaten Sanggau terutama didukung oleh cukup luasnya lokasi perkebunan serta juga beberapa industri pengolahan kelapa sawit (walaupun masih berupa industri hulu yaitu industri CPO dan PKO) terdapat di kabupaten tersebut. “PDRB Perkapita merupakan salah satu indicator yang dapat mencerminkan tingkat kemakmuran daerah. Dimaksud dengan PDRB perkapita adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun,” kata Kepala BPS Kalbar, Drs Nyoto Widodo ME.

Bagaimana kontribusi PDRB kabupaten/kota terhadap PDRB Kalbar? Selama lima tahun terakhir, 2003- 2007, Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak memberi kontribusi relatif tinggi terhadap perekonomian Kalbar. Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, pada tahun 2003 sekitar 21,55 persen perekonomian Kalbar disumbang oleh Kota Pontianak dan 20,42 persen oleh Kabupaten Pontianak (pra pemekaran).

Sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan, kontribusi PDRB kedua kabupaten/kota tersebut terhadap total PDRB Kalimantan Barat masing-masing sebesar 22,36 persen dan 21,23 persen. Tahun 2007, kontribusi perekonomian Kota Pontianak mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2003, sedangkan Kabupaten Pontianak mengalami penurunan yang cukup besar.

Berdasarkan atas dasar harga berlaku, kontribusi perekonomian Kota Pontianak tahun 2007 sebesar 20,80 persen menurun 0,74 point dibandingkan dengan tahun 2003, Penurunan tersebut terutama disebabkan menurunnya kinerja sub sektor kehutanan dan industri kayu. Untuk Kabupaten Pontianak pada tahun tersebut kontribusinya sebesar 19,11 persen, mengalami penurunan 1,31 point dibandingkan tahun 2003 dimana kontribusinya sebesar 20,42 persen.

Kondisi di atas mencerminkan selama kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat beberapa kabupaten yang memitiki pertumbuhan ekonomi berada di atas Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak, terutama Kabupaten Ketapang dan Bengkayang. Perekonomian Kabupaten Ketapang selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh 10,29 persen pertahun dan Kabupaten Bengkayang tumbuh sebesar 4,14 persen pertahun. Sedangkan selama periode tersebut perekonomian Kota Pontianak tumbuh 20,79 persen pertahun dan Kabupaten Pontianak tumbuh sebesar 19,10 persen pertahun.

Relatif tingginya rata-rata pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Ketapang memberi dampak positif terhadap peningkaan kontribusi perekonomian daerah tersebut terhadap Kalimantan Barat. Tahun 2003, sekitar 8,12 persen perekonomian Kalimantan

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota

Sejak tahun 2005-2007, Kabupaten Ketapang mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kalbar. Selama tiga tahun tersebut, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kalbar sebesar 5,31 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan ekonorni Kabupaten Ketapang sebesar 11,73 persen pertahun.

Selain Kabupaten Ketapang, kabupaten lain yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi selama kurun waktu tersebut terutama Kabupaten Bengkayang sebesar 7,16 persen pertahun dan Kabupaten Sekadau sebesar 6,47 persen pertahun. Sedangkan kabupaten yang mengalami pertumbuhan di bawah provinsi Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sambas, dan Kota Pontianak.

Tahun 2007, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ketapang sebesar 11,73 persen,juga tertinggi di banding dengan kabupaten/kota lain di Kalbar. Kabupaten lain yang mengalami pertumbuhan ekonomi di atas provinsi Kalimantan Barat yaitu, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Bengkayang. Berdasarkan sektoralnya, untuk sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi pada Kabupaten Sekadau tumbuh sebesar 9,80 persen, Kabupaten Pontianak (8,79 persen), Kabupaten Bengkayang (8,67 persen).

Relatif tingginya pertumbuhan sektor pertanian pada kabupaten tersebut terutama didukung oleh tingginya pertumbuhan sub sektor perkebunan dan tanaman bahan makanan.

Sub sektor kehutanan pada sebagian besar kabupaten/kota mengalami penurunan pertumbuhan. Bahkan untuk Kabupaten Sambas dan Kabupaten Sekadau pertumbuhan sub sektor tersebut relatif rendah yaitu masing-masing dibawah minus 10 persen.

Sektor industri pengolahan, mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi antara kabupaten/kota. Kabupaten Malawi, mengalami pertumbuhan sektor industri tertinggi, hingga mencapai 10,04 persen. Sedangkan Kabupaten Kayong Utara pertumbuhan sektor industrinya mengalami penurunan yaitu menurun 1,94 persen.

Pertumbuhan sektor listrik dan air bersih Kabupaten/Kota juga berfluktuasi. Kabupaten/kota yang mengalami pertumbuhan sektor listrik dan air bersih cukup tinggi diatas 10 persen, adalah Kabupaten Sambas, Sanggau dan Sekadau.Untuk sektor perdagangan, kabupaten/kota yang mengalami pertumbuhan relatif tinggi teruatama pada Kabupaten Melawi, Kayong Utara, Sekadau dan Ketapang tumbuh pada kisaran 7,59 sampai 8,27 persen. Sedangkan pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi, keuangan dan jasa-jasa juga relatif berfluktuasi antara kabupaten/kota di provinsi ini.(go)

Provinsi Kapuas Raya Layak Ada

PONTIANAK—Gelora semangat pembentukan Provinsi Kapuas Raya (PKR) sudah saatnya mendapat dukung dari semua pihak. Tidak hanya eksekutif dan legislative,tetapi juga seluruh unsur masyarakat, baik di tingkat regional, daerah maupun pusat. “Jika kita bersatu, saya yakin Provinsi Kapuas Raya akan bisa terwujud,” kata Drs Hendry Jurnawan SH.SIP.MM.

Menurutnya, pembentukan PKR itu lebih merupakan sebuah kebutuhan yang mau tidak mau harus di laksanakan. Di lihat dari tujuan utama yang hendak di capai, pembentukan PKR lebih mengedepankan pada lima hal penting, yakni meningkatkan pelayanan dan kesejahteran kepada masyarakat; memperkokoh basis ekonomi rakyat; mengatur perimbangan keuangan daerah dan pusat; membuka peluang dan lapangan pekerjaan dan memberikan peluang daerah mendapatkan investor secara langsung.

Lima tujuan pemekaran daerah itu tentu saja masih sangat relevan untuk di wujudkan. Hanya saja untuk bisa mewujudkannya diperlukan ketersediaan infra struktur pendukung yang representative. Dua diantaranya adalah lapangan terbang dan jalan. Untuk lapangan terbang, ketersediannya sudah sangat di nantikan. Pasalnya, dengan melalui hubungan lalulintas udara, waktu tempuh dari Pontianak-Sintang, begitu pula sebaliknya, dapat lebih dipersingkat. “Sekarang saja, untuk bisa ke Sintang diperlukan waktu 7-8 jam perjalanan darat dari Pontianak. Panjangnya waktu tepuh tersebut lebih di karenakan banyaknya ruas jalan yang rusak,” terang Hendry yang dulu pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Kalbar, masa bhakti 1992–1997 dan 1997-1999 dari Partai Golkar ini.

Selain pembangunan lapangan terbang, jalan raya antar provinsi dan kabupaten di wilayah PKR harus pula di perbaiki. Jika jalan telah baik, maka arus lalulintas barang dan jasa akan semakin lancar. Kondisi sarana dan prasarana transportasi darat ini secara tidak langsung juga menjadi nilai tambah tersendiri bagi PKR dalam mendatangkan investor.

Bagaimana dengan ketersediaan SDM? Untuk menuju PKR yang maju serta mandiri, ketersediaan SDM yang professional di bidangnya sangatlah di perlukan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Hendry menyarankan kepada pemerintahan di lima kabupaten (Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu) untuk segera mendirikan sekolah tinggi ilmu pertanian,industri dan pertambangan. Tiga bidang ke ilmuan itu dipandang perlu untuk di majukan karena menyangkut pengelolaan dan pemanfaatan SDA. “Bila perlu, para siswa dari sekolah tinggi tersebut di kirim ke Thailand dan Taiwan untuk belajar tata cara pengembangan industri pertanian. Ilmu yang mereka dapat nantinya akan di implementasi ke daerah guna menunjang terwujudnya pembangunan yang berbasiskan agro industri,” ungkapnya.

Berangkat dari cita-cita luhur yang ada, Hendry Jurnawan berkeinginan mewujudkan terbentuknya Provinsi Kapuas Raya melalui jalur politik di tingkat pusat. Caranya adalah dengan mencalonkan diri sebagai calon legislative nomor urut 6 untuk DPR-RI dari Partai Golkar, mewakili Kalimantan Barat. Di tingkat pusat, bersama rekan-rekan sesama anggota dewan asal Kalimantan Barat, Hendry Jurnawan akan melakukan lobi-lobi khusus untuk meloloskan pembentukan Provinsi Kapuas Raya. “Ingat, contreng nama saya di nomor urut 6 pada daftar calon anggota DPR-RI dari Partai Golkar. Bersama saya dan Partai Golkar, mari kita wujudkan Provinsi Kapuas Raya,” tegasnya.(go)

Kembangkan Jiwa Entrepreneurship Sejak Dini

PONTIANAK—Terpuruknya sektor industri ril di era krisis finansial global ternyata membawa dampak buruk bagi kaum buruh. Data dari Kantor Jamsostek Pontianak menyebutkan bahwa sepanjang Januari hingga Fabruari 2009, setidaknya ada 2.856 orang telah di PHK. Dari jumlah tersebut, jaminan hari tua yang telah di bayarkan baru sebanyak 2.444 orang atau sebesar Rp9,4 miliar.

Di lihat dari nilai dana yang di keluarkan Jamsostek, tanpa disadari hal itu merupakan kekuatan usaha yang besar bagi para buruh yang di PHK. Di sebut demikian karena dana tersebut dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha baru. Dengan adanya usaha baru, maka peluang untuk lapangan kerja pun akan terbuka.

Demikian di ungkapkan Dekan Fakultas Ekonomi Univesitas Tanjungpura, Evi Asmayadi SE.MM, saat menyikapi persoalan krisis finansial global di Kalimantan Barat. Dikatakannya, peluang untuk membuka bisnis baru itu selalu ada. Syaratnya hanya satu, yakni harus memiliki jiwa entrepreneurship atau semangat kewirausahaan yang baik.

Jiwa entrepreneurship itu ada jika pelaksananya memiliki semangat untuk maju. Jika di kaitkan dengan kondisi perekonomian daerah yang mulai terkena imbas dari krisis finansial global, para pengambil kebijakan harus memiki empat unsur penting dari jiwa entrepreneurship, yakni bisnis entrepreneurship, social entrepreneurship, government entrepreneurship dan academic entrepreneurship.

Bisnis entrepreneurship merupakan kekuatan yang muncul dari para pengusaha yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan ekonomi. Melalui sentuhan tangan dingin mereka, usaha kecil dan menengah pun di bangun dengan tetap memanfaatkan jaringan bisnis yang baik. Kelangsungan bisnis usaha kecil dan menengah yang di bangun itu akan tumbuh dan berkembang lewat adanya social entrepreneurship, berupa pinjaman modal usaha berbunga ringan. “Bicara social entrepreneurship, saya rasa Jamsostek telah memulainya melalui pemberian jaminan hari tua bagi mereka yang di PHK,” ungkap Evi menerangkan.

Adanya gerakan pertumbuhan ekonomi ril seperti ini, lanjut Evi, sebaiknya di tindak lanjuti melalui kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Dengan kewenangan yang mereka miliki, berbagai upaya dalam meningkatkan gerakan ekonomi kerakyatan tentu dapat terealisasi dengan mudah. Di tahapan ini, peran government entrepreneurship sangatlah diperlukan.

Di level pendidikan sekolah, sedini mungkin para guru harus menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepada para siswanya. Bila perlu sejak masih duduk di bangku TK, anak-anak di latih insting kewirausahannya melalui kegiatan-kegiatan ekonomi. “Pola pelatihan seperti ini hendaknya terus di kembangkan secara berkelanjutan hingga ke tingkat SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Tujuannya jelas, yakni lulusan dari setiap jenjang pendidikan kedepannya dapat membuka peluang usaha baru, tanpa harus membenani lingkungan di sekitar mereka,” terang Evi.(go)

Dengan Rp2000, Badan Jadi Sehat dan Bugar

Tidak terasa sudah 20 tahun lebih Akuwang (38) menekuni bisnis Liang Tie. Meski usahanya terbilang kecil, namun nilai ekonomi yang di hasilnya sangat menjanjikan keuntungan besar. Dalam sehari, rata-rata dirinya mampu menjual ratusan gelas Liang Tie. Harga segelas minuman berkhasiat ini cukup murah, yakni Rp2000.

Catatan Pringgo—Pontianak

CUACA di Kota Katulistiwa saat ini tengah panas-panasnya. Maklmum, hujan mulai jarang turun. Bagi sebagian orang, cuaca panas yang kurang berahabat seperti ini jelas menimbulkan banyak keluhan kesehatan, seperti sariawan, panas dalam, demam, flu dan lain sebagainya. Untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan seperti itu, Akuwang memiliki resep yang manjur, yakni minum minuman Liang Tie.

Bagi mereka yang ingin segera terbebas dari keluhan yang dialami, disarankan untuk meminum Liang Tie hitam, dua sampai tiga helas sehari. Di sebut Liang Tie hitam karena minuman berkhasiat ini memang berwarna gelap, mirip air kopi. Selain warnanya yang pekat, rasanya pun cukup pahit. Menurut Akuwang, rasa pahit ini hadir dari rebusan ramuan tradisional berkhasiat, seperti daun sabiroto, brutowali, pasak bumi, temu lawak dan lain sebagainya.

Biasanya, mereka yang minum segelas Liang Tie pahit akan segera meraskan khasiatnya. Kringat akan langsung keluar. Setelah itu, badan akan terasa segar dan bugar. Minuman Liang Tie pahit sangat cocok bagi mereka para pekerja keras yang selalu ingin kondisi kesehatannya dalam keadaan prima. “Karena harganya yang sangat terjangkau, maka penggemar Liang Tie ini datang dari berbagai kalangan dan usia,” terangnya sembari melayani sejumlah pembeli.

Untuk mereka yang tidak tahan rasa pahit, Akuwang telah menyiapkan Liang Tie manis. Tidak seperti Liang Tie pahit, warna Liang Tie manis ini mirip dengan air seduan teh. Baunya pun wangi. Liang Tie manis ini di buat dari bahan-bahan alami yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti daun kamboja atau fung si shien. Menurut kepercayaan para leluhur, air rebusan daun kamboja ini berkhasiat mengembalikan energi yang hilang setelah seharian berkativitas.

Mengingat tingginya manimo masyarakat terhadap permintaan minuman Liang Tie, mau tidak mau Akwuang harus berjualan siang dann malam. Khusus untuk berjualan malam hari, Akuwang mempercayakannya kepada abang kandungnya, Afong (40). Dari hasil berjualan Liang Tie ini, keluarga kakak beradik Akuwang dan Afong dapat hidup layak. Pekerjaan warisan dari ayahandanya ini ternyata mampu menopang keburuhan ekonomi keluarga. “Dulu ketika masih remaja, saya memang menganggap remeh usaha orangtua ini. Dimata saja, berjualan Liang Tie tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup. Tapi, seiring waktu pandangan tersebut mulai berubah. Saya baru merasakan manisnya rejeki dari Liang Tie setelah mencoba menjalankan usaha ayah ini,” ungkap Akuwang yang setiap hari mangkal di Jalan Tanjungpura ini.

Selain berjualan Liang Tie, Akuwang juga berjualan es kacang hijau dan aneka panganan ringan dari talas. Untuk bisa berjualan setiap pagi, Akuwang mengaku telah mempersiapkan dagangannya sejak subuh hari. Dengan di bantu istri tercinta, Akuwang mulai merebus ramuan pembuan Liang Tie. Jika semuanya telah siap, maka Akuwang pun siap berjuang meraih peruntungan.

Diabetes Milutus, Perlahan Namun Mematikan

Tubuh Aminah alias Lai Sui Hiong terlihat tergolek lamas. Perempuan tua menderita Diabetes Militus (DM) itu hanya bisa diam sembari menunggu mesin Hemodialisa (HD) selesai bekerja menyaring darahnya. Oleh orang awam, proses Hemodialisa ini lebih familiar dengan sebutan cuci darah. Kegiatan tersebut hanya di lakukan kepada mereka yang memiliki masalah serius dengan ginjal. Seperti apa perjuangannya untuk bisa sembuh?

Catatan Pringgo--Pontianak

GURATAN kesedihan terlihat amat jelas di wajah Aminah. Di usia 67 tahun ini, ibu dari 9 anak itu harus berjuang sendiri melawan penyakit DM yang sudah menggerogoti tubuhnya selama 17 lebih. Serangan penyakit DM ternyata tidak main-main. Tubuh Aminah yang dulunya berisi kini telah kurus kering. Dan yang lebih menyedihkan lagi, 8 tahun lalu dirinya harus merelakan kaki kanannya di amputasi hingga sebatas lutut.

Pilihan untuk mengamputasi kaki kanannya itu sepertinya tidak bisa di tawar-tawar. Pasalnya, kaki kanan Aminah telah mengalami pembusukan yang serius akibat luka tertusuk duri saat sedang berladang. Penderitaan Aminah kian bertambah setelah dokter memvonis dirinya mengalami gagal ginjal. Sekarang dirinya hanya bisa mengaku pasrah. Setiap dua kali dalam sepekan, dengan di temani Lai Siu Ha (43), putri kesayangannya, Aminah harus menjalani aktivitas cuci darah.

Disela menjalani Hemodialisa (HD) di RSU Dokter Sudarso Pontianak, Lai Sui Ha berkenan berbagi kisah penderitaan ibundanya. Di ceritakan olehnya, sebelum mengidap DM ibundanya adalah seorang perempuan yang pekerja keras. Dia bahkan memiliki sepetak sawah dan usaha penggilingan padi yang cukup maju di kawasan Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya.

Ketika masih sehat, Aminah ternyata memiliki gaya hidup yang kurang sehat. Setiap kali haus datang menyerang, Aminah lebih senang minum minuman yang manis. Kebiasaan tersebut ternyata berdampak buruk pada kesehatannya. Berat badannya kian hari kian bertambah. Tak hanya itu saja, Aminah juga gampang mengantuk. “Lama kelamaan kondisi tubuh ibu saya menjadi melemah. Saat di periksakan ke dokter, ternyata ibu saya positif mengidap kencing manis atau Diabetes Militus (DM),” tutur Lai Sau Ha dengan suara sendu.

Mendengar kabar buruk tersebut, Aminah dan keluarga sontak menjadi panik. Atas saran anggota keluarga, Aminah di anjurkan untuk berobat ke Shin Se. Setelah sekian lama menjalani pengobatan alternative, kesehatan Aminah ternyata tidak kunjung mengalami kemajuan. Kepada anak-anaknya, Aminah mengeluhkan rasa sakit yang terasa amat sangat di bagian pinggang. Selain itu, Aminah juga merasa sakit di tempat luka pada kaki kanannya. Luka itu ada akibat tergores duri saat pergi berladang. “Oleh kami, ibu lantas kita bawa berobat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Pontianak. Di sana, ibu di rawat cukup lama. Demi membiayaai kesembuhan ibu, seluruh harta benda kami telah ludes terjual,” ungkapnya sedih.

Meski sudah habis puluhan juta rupiah, kesehatan Aminah tidak kunjung membaik. Bahkan, penyakit DM yang telah lama di sandangnya telah merusak fungsi ginjal. Oleh dokter, Aminah di sarankan untuk menjalani cuci darah atau Hemodialisa (HD) dua kali dalam seminggu. Mendengar permintaan dokter tersebut, Lia Sau Ha merasa dunia akan kiamat. Bagaimana tidak, biaya untuk satu kali kegiatan HD bisa mencapai Rp700 ribu. Jumlah tersebut belum termasuk obat-obatan yang mau tidak mau harus di tebus.

Mendapat cobaan yang demikian, keluarga besar Aminah terus berusaha tabah. Melalui layanan Jamkesmas, akhirnya Aminah dapat menjalani kegiatan HD secara cuma-Cuma. “Meski untuk HD kita mendapat perlakukan istimewa dari pemerintah, namun tetap saja kami peserta Jamkesmas harus merogoh kocek dalam-dalam untuk menebus obat yang tidak menjadi tanggungan program Jamkesmas. Tidak tanggung-tanggung, obat paten yang harus kami tebus bernilai Rp400 ribu,” ungkapnya berkeluh kesah.

Apa yang dialami Aminah itu ternyata di rasakan pula oleh Rudianto, salah seorang PNS yang juga mengalami gagal ginjal. Bedanya, gangguan ginjal yang di alaminya tersebut di sebabkan oleh factor hipertensi alias tekanan darah tinggi. Sebagai abdi Negara yang masih aktif, secara pribadi dirinya banyak mengucapkan terimakasih kepada pemerintah. Jika pasien umum harus membayar Rp700 ribu untuk satu kali proses HD, maka dengan layanan Askes hal itu menjadi gratis untuknya. Tapi, persoalan lain muncul ketika dirinya harus mengganti biaya transfusi darah dari PMI. “Untuk kalangan PNS, kami hanya di kenakan biaya Rp110 ribu per kantong darah. Biasanya, dalam sekali proses HD saya memerlukan 2 kantong darah. Menurut saya, alangkah lebih baiknya jika biaya tersebut di tiadakan saja,” terang Rudianto yang dalam sebulan harus menjalani HD sebnayak dua kali ini.

Dengan menghapuskan ongkos penggantian biaya transfusi darah, maka sedikit banyak PNS yang harus menjalani program HD menjadi sedikit terbantu. Selain mengeluhkan penggantian biaya transfusi darah, dirinya juga menysrankan kepada pihak RSU Dokter Sudarso untuk bisa memindahkan Ruang HD ke bagian depan rumah sakit. Posisi Ruang HD yang ada saat ini masih terbilang jauh, karena terletak di tengah rumah sakit. Bagi pasien HD, posisi Ruang HD yang ada saat ini masih terasa jauh. Idelanya, Ruang HD berada di dekat dengan Ruang UGD. “Penempatan yang demikian jelas sangat membantu kami, pasien HD yang kemampuan untuk berjalannya sudah sangat terbatas,” imbuhnya.

Apa sebenarnya Diabetes Militus itu?

Ditilik dari asal katanya, Diabetes Milutus berasal dari dua suku kata yang berbeda. Kata Diabetes berasal dari kata ‘diabere’ yang berarti tabung untuk mengalirkan cairan dari satu tempat ke tempat lain. Disebut demikian karena dulu tubuh penderita dianggap dihancurkan dari dalam dan di buang melalui air seni. Sedangkan kata ‘Militus’ berarti madu. Jadi, Diabetes Militus (DM) atau kencing manis atau penyakit gula adalah kumpulan gejala atau kelainan yang di tandai oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah yang menahun (kronik).

Secara umum, faktor risiko DM terbagi menjadi dua, yakni factor risiko yang tidak dapat di rubah dan factor risiko yang dapat di perbaiki. Untuk risiko yang tidak dapat di rubah ini meliputi ras, etnik, riwayat keluarga dengan DM, usia lebih dari 45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kilogram, riwayat pernah menderita DM gastasional, riwayat berat badan lahir lebih rendah atau kurang dari 2,5 kilogram. Sementara untuk factor yang dapat diperbaiki meliputi kelebihan berat badan (Indek Masa Tubuh lebih dari 23 kilogram per meter2), kurang beraktifitas fisik (olahraga), hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg), dislipidemia (HDL kurang dari 35 mg/dL dan atau trigliserida lebih dari 250 mg/dL), diet tinggi gula rendah serat.

Bagi mereka yang terkena DM, biasanya akan menunjukkan gejala seperti sering berkemih (kencing) terutama saat malam hari, sering merasa haus, sering merasa lapar, penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, badan terasa lemas, sering kesemutan, gatal, penglihatan kabur, gangguan ereksi pada pria, keputihan, gatal di daerah kewanitaan, infeksi atau luka yang lama sembuh.

Meski penyebab DM terbilang cukup beragam, namun Widiana dari Poli Gizi di RSU Dokter Sudarso Pontianak, lebih cendrung mengartikan DM sebagai penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur. Adanya pola makan yang tidak teratur ini tentu erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. “Biasanya DM lebih gampang dipicu oleh mimum minuman bersoda yang rasanya amat manis, jarang berolahraga, serta gemar makan makanan yang mengandung lemak dan tinggi kandungan karbohidratnya,” jelas dia.

Untuk bisa terhindar dari DM, kata Widiana, seseorang harus bisa menjalankan pola hidup sehat secara teratur. Caranya mudah, yakni cukup makan makanan dengan gizi seimbang, mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi namun rendah lemak dan rajin berolahraga secara teratur, minimal 10 menit dalam sehari. Bagi mereka yang sudah terlanjur mengidap DM, disarankan untuk menjalani program diet sehat sesuai dengan petunjuk ahli gizi. Khusus bagi mereka yang berpotensi mengalami kelebihan berat badan, ada baiknya jika menghitung Indek Massa Tubuh (IMT ). Rumusnya sederhana, yakni berat badan di bagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. IMT normal berkisar antara 18,5-25. IMT terbilang over wight jika 25-27. Seseorang dikatagorikan obesitas jika IMT-nya melebihi 27. Nah, bagaimana dengan anda. Sudahkan anda mengetahui IMT anda sendiri?

Sabtu, 28 Maret 2009

Kalbar Harus Cerdas Gunakan Dana Stimulus Fiskal

PONTIANAK— Pemerintah provinsi Kalimantan Barat hendaknya cerdas dalam menggunakan dana stimulus fiskal dari pemerintah pusat. Agar tidak dalam menentukan kebijakan, ada baiknya jika sedari dini program pemanfaatan dana tersebut di bahas. “Di lihat dari sisi kepatutan, para petani layak menerima manfaat dari dana stimulus finansial tersebut,” kata DR Eddy Suratman pengamat ekonomi dari Universitas Tanjungpura.

Di jelaskannya, stimulus fiscal untuk para petani sebaiknya di berikan dalam bentuk bantuan langsung, seperti pemberian subsidi pupuk, obat pertanian, alat pertanian dan lain sebagainya. Melalui bantuan langsung kepada para petani ini, di harapkan biaya produksi petani dapat lebih ringan.

Untuk merealisasikan niat baik tersebut, Eddy menyarankan kepada pemerintah provinsi Kalbar untuk segera menyusun program kerja pemanfaatan dana stimulus fiscal secara terarah dan terencana. Mengapa sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi sasaran? Karena kondisi kedua sektor ini sekarang tengah babak belur di hantam badai krisis finansial global.

Beberapa bulan yang lalu, kata Eddy, harga juat karet Kalbar, dari tingkat petani ke pedagang, sempat menembus angka Rp15 ribu per kilogram. Saat pasar dunia bergejolak, harga jual karet pun tumbang hingga mencapai angka Rp5 ribu per kilogram. Keadaan yang tak jauh beda juga terjadi pada harga komuditi kelapa sawit. “Dengan pemanfaatan dana stimulus fiscal untuk kepentingan petani, saya yakin pertumbuhan perekonomian daerah di tahun ini akan bertambah,” ungkap Eddy yang juga Purek III Untan ini.

Bagimana pemprov Kalbar menyikapi krisis finansial global ini? Dalam sebuah kesempatan, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya pernah mengatakan bahwa pemprov kini telah menyiapkan lima rencana jangka pendek untuk menjawab persoalan krisis finansial global di daerah. Pertama, mengembangkan usaha tani yang cepat panen untuk membantu petani sawit dan karet yang kini tengah mengalami kevakuman produksi.

Kedua, mendorong adanya pembicaraan multilateral menuju efektifitas pasar bersama untuk menstabilkan harga karet dan CPO. Ketiga, mengupayakan terbentuknya dana talangan untuk pembelian karet dan kelapa sawit. Keempat, mendorong pihak perbankan dan lembaga pembiayaan kredit untuk menjadwalkan ulang kredit bagi petani. Kelima, membentuk tim terpadu penanggulangan krisis lintas kabupaten/kota.(go)

Cing Bing, Budaya Yang Terpelihara

PONTIANAK—Bagi masyarakat Tionghoa, kegiatan sembahyang kubur atau Ching Bing/Ceng Beng telah menjadi budaya yang tidak bisa terpisahkan. Khusus di wilayah Kalimantan Barat, tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun itu digelar dua kali dalam setahun,yakni pada awal April (Ching Bing) dan pada tanggal 1-15 bulan ke 7 Tahun Imlek (Cung Yuan/Shi Ku).

Beberapa pekan menjelang pelaksanaan Ceng Beng, biasanya masyarakat Tionghoa yang ada di tanah rantau akan mudik ke kampung halamannya. Tujuannya tidak lain adalah untuk berziarah kemakam orangtua atau leluhur. Di tilik dari segi budaya, Ching Bing/Cheng Beng dilakukan untuk mengenang serta menghargai orangtua atau leluhur yang telah tiada.

Menurut FX Asali, pemerhati adat budaya Tionghoa Kalimantan Barat, kegiatan yang paling di utamakan dalam prosesi Ching Bing/Cheng Beng adalah melakukan Xao Moh atau membersihkan kuburan. Kegiatan ini dilakukan sebagai tanda bahwa kuburan tetap di pelihara dan di jaga keasriannya oleh keturunan yang masih hidup.

Bagi umat penganut Sam Kaw atau Tri Dharma, persembahan yang di utamakan adalah dupa, lilin,pakaian/uang kertas alam barzah,tiga jenis daging dan teh. Uang kertas alam barzah itu sebagian ada yang di bakar. Sisanya di sebarkan ke sekeliling dan diatas pusara. “Dalamdialek Hakka, ritual membakar serta menyebar-nyebarkan uang kertas itu di sebut Kua Ci,” katanya, Rabu (18/3) kemarin..

Kepada Pontianak Post lebih lanjut pria yang bernama asli Lie Sau Fat ini menerangkan, sejak dulu hingga kini tradisi Cheng Beng/Ching Bing terus di pertahankan. Di Kota Pontianak, prosesi sembahyang kubur dilakukan berdasarkan pengelompokan marga. Tujuannya adalah untuk menciptakan keharmonisan hidup antar marga,

Prosesi sembah yang kubur yang terjadwal ini di benarkan oleh Lindra Lie,Ketua UmumYayasan Bhakti Suci (YBS) Kalbar. Dijelaskannya, penjadwalan kegiatan sembahyang kubur ini dilakukan atas dasar musyawarah mufakat. Berdasarkan data yang ada pada YBS Kalbar, tahun ini kegiatan sembahyang kubur di mulai pada 20 Maret sampai dengan 4 April. “Sebagai pembuka, kegiatan sembahyang kubur akan dilakukan Jumat (20/3) mendatang, oleh pengurus dan anggota Yayasan Halim. Seluruh rangkaian prosesi sembahyang kubur akan di akhiri oleh kami dari YBS, pada Sabtu (4/4) mendatang,” jelasnya.

Di lain pihak, pelaksanaan sembahyang kubur ternyata mendatangkan berkah tersendiri bagi para agen perjalanan wisata. Bagaimana tidak. Semakin mendekati hari “H”, harga tiket pesawat biasanya akan mengalami kenaikan. Seperti di ungkapkan Firdaus dari Antya Tour and Travel, tingginya arus mudik dari Jakarta ke Pontianak ini di perkirakan akan mencapai puncaknya pada awal April. Sementara arus balik dari Pontianak ke Jakarta akan mengalami peningkatan pada beberapa hari setelah pelaksanaan sembahyang kubur, 4 April mendatang.

Selain pesanan tiket pesawat yang melonjak, jasa transportasi taxi dari Pontianak ke Singkawang dan sebaliknya juga kebanjiran order. Kebanyakan mereka yang memesan jasa taxi ini adalah warga Tionghoa dari rantau yang ingin berziarah ke makam leluhur yang ada di Kota “Amoy” Singkawang. “Untuk sementara, pesanan tiket pesawat dan taxi melalui kami belum terlalu ramai. Biasanya lonjakan baru akan terjadi beberapa hari menjelang dan pasca sembahyang kubur,” paparnya.(go)

Layanan Konseling, Solusi Buat Caleg Stres

PONTIANAK—Dari 9.932 caleg yang akan memperebutkan 550 kursi di tingkat DPR-RI, DPRD provinsi dan kabupaten/kota se-Kalimantan Barat pada Pemilu 9 April 2009 mendatang, 9.382 caleg di pastikan akan tersingkir. Mereka yang tidak terpilih ini berpotensi mengalami peningkatan stress.

Menyikapi problem psikologis tersebut, Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat (dulu Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong, Pontianak, red) sejak jauh hari ternyata sudah melakukan antisipasi. Sebelum pihak rumah sakit mengeluarkan Surat Keterangan Berbadan Sehat Jasmani dan Rohani (Model BB-9), kepada para caleg yang berpotensi stress pihak rumah sakit telah menyarankan untuk mempertimbangkan kembali niat untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.

Jika dalam kenyataannya peringatan dini itu tidak di respon, maka besar kemungkinan caleg akan mengalami gangguan-gangguan kejiwaan yang dapat merugikan dirinya sendiri, pihak keluarga serta lingkungan di sekitarnya. “Dari catatan yang ada, setidaknya ada 600-an surat keterangan yang telah kami keluarkan. Dari jumlah tersebut, kurang lebih 10 persen diantaranya merupakan caleg berpotensi stress,” kata Direktur Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat, dr Jendariah T. Sp.KJ.

Ketika di temui Pontianak Post di ruang kerjanya Senin (23/3) kemarin, lebih lanjut dia mengungkapkan mereka yang memiiki potensi stress yang tinggi, Rumah Sakit Khusus Provinsi Kalimantan Barat telah menyiapkan layanan konseling. Layanan ini di berikan oleh dua orang ahli psikologi. Bila dalam konseling di temukan adanya gangguan kejiwaan yang serius, klien di sarankan untuk mengikuti program penyembuhan.

Beberapa gangguan kejiwaan yang biasanya terjadi antara lain adalah anorexia, bipolar disorder, bulmia, gangguan makan, gangguan tidur dan depresi. Anorexia adalah gangguan kejiwaan berupa ketidak teraturan makan, yang dapat dikenali dengan rendahnya berat badan dan bentuk tubuh yang tak sesuai dengan ketakutan bertambahnya berat badan. Anorexia sering disebut juga sebagai Anorexia Nervosa.

Bipolar disorder adalah gangguan mood yang diartikan oleh kehadiran lebih dari satu bagian dari sikap abnormal yang muncul yang secara klinis disebut sebagai mania. Orang yang mengalami kondisi mania ini dapat juga secara bersamaan merasakan depresi atau gejala-gejala, atau gabungan dari keduanya. Pada kondisi yang ekstrem, penderita bisa mengalami halusinasi.

Bulmia atau Bulmia Nervosa.adalah gangguan makan, dengan tanda-tanda mengeluarkan kembali makanan yang sudah dimakan untuk membersihkan diri-nya. Gangguan makan adalah adanya keinginan untuk makan atau menghindari makan yang secara negative yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan mental. Gangguan tidur adalah gangguan medis dari pola tidur seseorang. Beberapa gangguan tidur dapat berpengaruh dan mengganggu secara serius pada fungsi fisik, mental dan emosi.

Depresi dapat diartikan kondisi kronis dari perasaan sedih, menerima ketidak berdayaan, kehilangan ketertarikan dan kondisi emosi lainnya serta sikap. Depresi sering juga diartikan sebagai perasaan tertekan, sedih, tak tertolong, tak bersemangat, atau sangat buruk. Walau secara umum depresi bisa diartikan sebagai kondisi sedih, tapi, secara klinis maupun non klinis, depresi bisa merupakan gabungan dari lebih satu perasaan. Gabungan perasaan tersebut darpat berupa marah, takut, kekhawatiran, putus asa, bersalah, apatis, dan/atau berduka, yang oleh kebanyakan orang sering digambarkan sebagai tanda-tanda kesedihan.(go)

Solusi Krisis Finansial Global

PONTIANAK—Terpuruknya sektor industri ril di era krisis finansial global ternyata membawa dampak buruk bagi kaum buruh. Data dari Kantor Jamsostek Pontianak menyebutkan bahwa sepanjang Januari hingga Fabruari 2009, setidaknya ada 2.856 orang telah di PHK. Dari jumlah tersebut, jaminan hari tua yang telah di bayarkan baru sebanyak 2.444 orang atau sebesar Rp9,4 miliar.

Di lihat dari nilai dana yang di keluarkan Jamsostek, tanpa disadari hal itu merupakan kekuatan usaha yang besar bagi para buruh yang di PHK. Di sebut demikian karena dana tersebut dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha baru. Dengan adanya usaha baru, maka peluang untuk lapangan kerja pun akan terbuka.

Demikian di ungkapkan Dekan Fakultas Ekonomi Univesitas Tanjungpura, Evi Asmayadi SE.MM, saat menyikapi persoalan krisis finansial global di Kalimantan Barat. Dikatakannya, peluang untuk membuka bisnis baru itu selalu ada. Syaratnya hanya satu, yakni harus memiliki jiwa entrepreneurship atau semangat kewirausahaan yang baik.

Jiwa entrepreneurship itu ada jika pelaksananya memiliki semangat untuk maju. Jika di kaitkan dengan kondisi perekonomian daerah yang mulai terkena imbas dari krisis finansial global, para pengambil kebijakan harus memiki empat unsur penting dari jiwa entrepreneurship, yakni bisnis entrepreneurship, social entrepreneurship, government entrepreneurship dan academic entrepreneurship.

Bisnis entrepreneurship merupakan kekuatan yang muncul dari para pengusaha yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan ekonomi. Melalui sentuhan tangan dingin mereka, usaha kecil dan menengah pun di bangun dengan tetap memanfaatkan jaringan bisnis yang baik. Kelangsungan bisnis usaha kecil dan menengah yang di bangun itu akan tumbuh dan berkembang lewat adanya social entrepreneurship, berupa pinjaman modal usaha berbunga ringan. “Bicara social entrepreneurship, saya rasa Jamsostek telah memulainya melalui pemberian jaminan hari tua bagi mereka yang di PHK,” ungkap Evi menerangkan.

Adanya gerakan pertumbuhan ekonomi ril seperti ini, lanjut Evi, sebaiknya di tindak lanjuti melalui kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Dengan kewenangan yang mereka miliki, berbagai upaya dalam meningkatkan gerakan ekonomi kerakyatan tentu dapat terealisasi dengan mudah. Di tahapan ini, peran government entrepreneurship sangatlah diperlukan.

Di level pendidikan sekolah, sedini mungkin para guru harus menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepada para siswanya. Bila perlu sejak masih duduk di bangku TK, anak-anak di latih insting kewirausahannya melalui kegiatan-kegiatan ekonomi. “Pola pelatihan seperti ini hendaknya terus di kembangkan secara berkelanjutan hingga ke tingkat SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Tujuannya jelas, yakni lulusan dari setiap jenjang pendidikan kedepannya dapat membuka peluang usaha baru, tanpa harus membenani lingkungan di sekitar mereka,” terang Evi.(go)

Untan Go International

PONTIANAK—Keinginan Universitas Tanjungpura (Untan) untuk bisa mendunia sudah di depan mata. Untuk mewujudkan impian besar tersebut, Untan telah membentuk international office. Salah satu rekan kerja dari program Untan go international ini adalah Bonn University, Jerman.

Penandatanganan naskah kesepahaman (MoU) antara Untan dan Bonn University, Jerman di lakukan di Amphi Theatre Fakultas Kedokteran Univesitas Tanjungpura, Sabtu (21/3) lalu. “Penandatanganan MoU itu dilakukan oleh Rektor Untan, DR H Chaeril Effendi dan Dr Oliver Pye dari Bonn University, Jerman di hadapan Kepala Bappeda Kalbar, Ir H Fathan A Rasyid M.Ag,” kata DR Elvira selaku Direktur International Office Untan.

Kepada Pontianak Post lebih lanjut dia menerangkan tujuan utama dari di bentuknya international office Untan ini adalah untuk lebih memperkenalkan Untan ke dunia internasional. Melalui pengenalan diri ini, di harapkan akan terjalin jaringan kerjasama antara Untan dengan sejumlah universitas besar di seluruh belahan dunia.

Bentuk kerjasama antara Untan dengan Bonn University itu secara umum akan lebih di fokuskan pada peningkatan mutu SDM. Adapun realisasinya akan dilakukan dalam bentuk kerjasama di bidang penelitian, serta tukar menukar dosen dan mahasiswa. “Melalui kerjasama ini kita berharap Untan dapat melakukan lompatan-lompatan di bidang ilmu pengetahuan yang nantinya dapat bermanfaat bagi Indonesia, khususnya Kalimantan Barat,” pungkasnya.(go)

Pemilih Harus Bisa Jadi Saksi dan Pengawas Pemilu

PONTIANAK—Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kalimantan Barat menghimbau kepada seluruh pemilih untuk bisa menjadi saksi dan pengawas pelaksanaan Pemilu, 9 April 2009. Bila jalannya pesta demokrasi terbesar di Indonesia itu di awasi secara langsung oleh rakyat, yang notebene adalah pemilik suara terbesar, maka kemungkinan terjadinya praktik kotor dapat terhindarkan.

Demikian di ungkapkan Ketua Umum ICMI Kalbar, Drs H Ilham Sanusi, menyikapi maraknya issu manipulasi data menjelang, saat dan pasca pemungutan suara. Katanya, pemilu baru bisa di katakan sukses jika semua pihak bisa menerima hasil perhitungan suara dengan penuh ikhlas hati.

Untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas tersebut, Ilham menilai sudah saatnya pemilih turut dilibatkan dalam pelaksanaan pemilu. Melalui system pengawasan melekat yang di lakukan oleh pemilih, dirinya yakin hasil yang diperoleh akan jauh lebih baik. “Selama ini pemilih selalu diperlakukan sebagai ‘undangan’ saat pesta demokrasi di gelar. Belajar dari pengalaman yang ada, sudah waktunya paradigma itu di rubah. Pemilih harus bisa mengambil peran penting dalam pelaksanaan pemilu,” katanya.

Guna memperdayakan pemilih sebagaI saksi dan pengawas pelaksanaan pemilu, Ilham menyarankan kepada pihak penyelenggara pemilu serta parpol untuk dapat semaksimal mungkin memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Dalam alam demokrasi, parpol diharapkan dapat melaksanakan fungsinya sebagai Instrumen Of Political Education dengan baik dan benar. Hal ini tentunya selaras dengan pesan yang termuat dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 2 tahun 2008, tentang Partai Politik, yang menyebutkan bahwa Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pendidikan politik itu? Menurut Ilham, pendidikan politik merupakan pemberian latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusia, melalui proses dialogik yang dilakukan dengan suka rela antara pemberi dan penerima pesan secara rutin, sehingga para penerima pesan dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara.

Pengertian pendidikan politik ini mengandung tiga unsur penting. Pertama, adanya perbuatan memberi latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri manusia. Kedua, perbuatan di maksud harus melalui proses dialogik yang dilakukan dengan suka rela antara pemberi dan penerima pesan secara rutin. Ketiga, perbuatan tersebut ditujukan untuk para penerima pesan dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara. “Jadi, terlapas mau tidak mau atau suka tidak suka, penyelenggara pemilu beserta parpol memiliki tanggungjawab moral untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat,” ungkap Ilham.(go)

Tak Ada Hubungan Antara Pengerahan Massa Dengan Jumlah Perolehan Suara

PONTIANAK—Pakar Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura, H Gusti Suryansah, mengatakan tidak ada korelasi positif antara pengerahan massa dengan jumlah perolehan suara dalam pelaksanaan kampanye pemilu 2009. Katanya, puluhan ribu massa yang memadati arena panggung kampanye tidak menjamin partai politik serta calegnya meraih dukungan suara terbanyak dari masyarakat.

Analisis social politik ini menurut Suryansah sebenarnya sudah bisa di baca saat pelaksanaan pemilu dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, dia melihat ada sebuah kepuasan semu yang tampil dalam setiap kampanye akbar. Sorak sorai dukungan yang di kumandangkan oleh massa yang menghadiri kampanye terbuka ternyata tidak lebih dari ungkapan suka cita belaka.

Masyarakat yang hadir di kampanye akbar sepertinya lebih mengejar unusur hiburan ketimbang menyimak visi dan misi parpol. Keadaan yang demikian jelas menjadi sebuah kerugian besar bagi para parpol dan caleg. Puluhan bahkan mungkin ratusan juta rupiah uang yang di gunakan parpol atau caleg untuk berkampanye akbar akan menguap begitu saja tanpa jelas hasilnya.

“Saya melihat, sudah bukan zamannya lagi parpol menggelar rapat akbar atau kampanye terbuka dengan melibatkan banyak massa.Tindakan yang demikian hanya memperbesar ongkos politik saja,” katanya kepada Pontianak Post, Kamis (19/3) kemarin.

Mengapa hal tersebut di golongkan sebagai pemborosan? Jawabnya karena masyarakat kini telah cerdas dalam menentukan pilihan. Kemajuan teknologi informasi ternyata sudah lebih dari cukup dalam hal memberikan pencerahan politik. Bagaimana tidak. Dalam setiap kesempatan media cetak maupun elektronik senantiasa memberitakan berbagai hal seputar perkembangan politik terkini. Jadi, kalau pun ada warga masyarakat yang hadir dalam kampanye terbuka, mereka cendrung ingin memperoleh hiburan semata. Maklum saja, yang di tampilkan Parpol di pentas kampanye adalah para artis. Analisis seperti ini menurut Suryansah terasa semakin mendekati kenyataan manakala saat ini ada banyak artis yang bergabung di sejumlah parpol. “Bagi pihak parpol, bergabungnya para selebritis tersebut jelas mendatangkan nilai lebih. Salah satunya tentu saja acara kampanye akan menjadi ramai oleh masyarakat yang ingin menyaksikan artis idolanya manggung,” ungkapnya.(go)

Tidak Terpilih, Caleg Bisa Terkena Stres


PONTIANAK---Tidak imbangnya jumlah calon legislatif DPRD Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat dengan kuota yang tersedia di parlemen jelas menimbulkan efek psikologis yang besar bagi para caleg. Tanda-tanda adanya gangguan kejiwaan itu sekarang malah sudah bisa terlihat nyata.

Menurut Romi Arif Rianto S.Psi, Pimpinan Biro Konsultasi Psikologi Persona, dalam tataran ringan biasanya orang yang mengalami stres akan menunjukkan tanda-tanda seperti sulit tidur, penurunan tingkat aktivitas, serta gemar berkeluh kesah. Intensitas stres secara perlahan akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya hari pengumuman perolehan suara.

Saat KPU mengeluarkan hasil resmi perhitungan suara, tingkat stres yang dialami oleh para caleg di prediksi akan mencapai titik klimaks. Bagi caleg yang tidak terpilih, dampak dari gangguan kejiwaan tersebut tentu akan terasa begitu hebat. Pada tarap ini, caleg yang tidak terpilih akan mengalami kesulitan untuk tidur, perasaannya lebih sensitive dan kontrol emosional menjadi terganggu. “Biasanya, mereka yang keseimbangan jiwanya terganggu itu lebih senang menyendiri,” katanya kepada Pontianak Post, Jumat (14/3) kemarin.

Di lihat dari faktor penyebabnya, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang penerapan sistem suara terbanyak, di pemilu 9 April mendatang, sedikit banyak turut melatar belakangi. Bagai mana tidak. Dalam aturan itu di sebutkan bahwa caleg bernomor urut banyak memiliki peluang yang sama dengan caleg yang bernomor urut kecil. Karena memiliki peluang yang sama, maka tingkat persaingan di lingkup internal dan eksternal partai pun menjadi tinggi.

Bagi partai lama yang di awaki figure-figur yang familiar, perubahan system pemilu itu jelas tidak berpengaruh besar. Sebaliknya, bagi partai baru yang notebene mengusung wajah-wajah baru hal itu tentu menjadi persoalan serius. Dalam kondisi seperti ini, parpol dan caleg harus berjuang ekstra untuk memperkenalkan diri kepada massa konstituen. Untuk bisa menuai dukungan dari masyarakat, sudah pasti diperlukan biaya, strategi serta pemikiran yang besar. “Ongkos politik yang begitu besar ini tentu akan memaksa caleg untuk merogoh lebih dalam lagi koceknya. Tidak menutup kemungkinan, ada caleg yang berhutang demi mewujudkan ambisinya,” terangnya.

Untuk menghindari keadaan yang serba sulit tersebut, Romi menyarankan kepada para caleg untuk pandai-pandai dalam mengukur potensi serta kemapuan diri. Dalam menggapai cita-cita, para caleg hendaknya mampu berpikir secara realistis dan tidak terlalu percaya diri. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tingkat stres seseorang dapat di minimalisir melalui berdoa kepada Tuhan YME. Dengan berserah diri kepada-Nya, maka segala macam persoalan dunia akan teratasi dengan baik. “Manusia itu hanya bisa berusaha dan berupaya. Soal hasil, sebaiknya kita serahkan kepada-Nya,” ujarnya.

Bagaimana jika caleg tidak terpilih? Dalam Pemilu 9 April 2009 nanti, ada 9.932 caleg yang akan berjuang memperebutkan 550 kursi di DPRD provinsi dan kabupaten/kota se-Kalimantan Barat. Mengingat selisihnya yang begitu besar, maka ada 9.382 caleg yang akan tersingkirkan dari pentas pemilu.

Tipisnya peluang untuk menduduki kursi wakil rakyat itu ternyata tidak membuat surut semangat juang para caleg. Sebagai calon wakil rakyat, tiap-tiap caleg ternyata memiliki tak tik dan strategi tersendiri untuk merebut kuota yang tersedia. Dan kalau pun tidak terpilih, sejumlah caleg mengaku telah mempersiapkan mental.

H Ilham Sanusi, misalnya. Caleg nomor 1 untuk DPR-RI dari Partai Mereka ini menyatakan telah siap lahir dan batin dalam menerima kenyataan yang ada. Sebagai insan yang beragama, dirinya mengaku tawakal terhadap perjuangan yang telah dilakukan.

Bagi Ilham, terpilih atau tidak sebagai caleg DPR-RI bukan merupakan hal yang utama. Disebut demikian karena menjadi anggota dewan bukanlah hal yang utama. Yang terpenting baginya adalah berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat.

“Karena niat saya adalah membangun Kalimantan Barat, maka saya akan tampil all out untuk itu. Kalau pun saya tidak terpilih, saya tidak akan berkecil hati. Tidak ada dalam kamus hidup saya untuk duduk bermuram durja sembari merenungi nasib. Yang benar adalah terus berjuang menyampaian saran serta masukan kepada kawan-kawan dewan terpilih, melalui saluran-saluran resmi dengan cara yang elegan,terhormat dan bermartabat,” kata Ilham Sanusi yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) Kalbar.

Pendapat yang sama di sampaikan pula oleh Endang Tirta Kurniawan S.Sos, caleg nomor 1 untuk DPRD Provinsi Kalbar dari PDP. Menurutnya, terpilih atau tidak sebagai caleg dalam pemilu merupakan bentuk dari konsekuensi demokrasi. Apa pun keputusannya, semua pihak harus menghormati. Lagi pula, jauh hari sebelum seorang caleg mencalonkan diri, yang bersangkutan tentu sudah memperhitungkan untung dan ruginya.

Sebagai calon wakil rakyat dari sebuah partai baru, secara pribadi Tirta mengaku banyak memiliki keterbatasan. Kendati demikian, hal itu tidak menjadi halangan untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat yang di wakilinya. ”Perlu kita sadari bahwa system pemilu sekarang ini berbeda dengan system pemilu sebelumnya. Disini, semua caleg memiliki peluang yang sama,” pungkasnya.(go)

Diabetes Milutus, Perlahan Namun Mematikan

Tubuh Aminah alias Lai Sui Hiong terlihat tergolek lamas. Perempuan tua menderita Diabetes Militus (DM) itu hanya bisa diam sembari menunggu mesin Hemodialisa (HD) selesai bekerja menyaring darahnya. Oleh orang awam, proses Hemodialisa ini lebih familiar dengan sebutan cuci darah. Kegiatan tersebut hanya di lakukan kepada mereka yang memiliki masalah serius dengan ginjal. Seperti apa perjuangannya untuk bisa sembuh?

Catatan Pringgo--Pontianak

GURATAN kesedihan terlihat amat jelas di wajah Aminah. Di usia 67 tahun ini, ibu dari 9 anak itu harus berjuang sendiri melawan penyakit DM yang sudah menggerogoti tubuhnya selama 17 lebih. Serangan penyakit DM ternyata tidak main-main. Tubuh Aminah yang dulunya berisi kini telah kurus kering. Dan yang lebih menyedihkan lagi, 8 tahun lalu dirinya harus merelakan kaki kanannya di amputasi hingga sebatas lutut.

Pilihan untuk mengamputasi kaki kanannya itu sepertinya tidak bisa di tawar-tawar. Pasalnya, kaki kanan Aminah telah mengalami pembusukan yang serius akibat luka tertusuk duri saat sedang berladang. Penderitaan Aminah kian bertambah setelah dokter memvonis dirinya mengalami gagal ginjal. Sekarang dirinya hanya bisa mengaku pasrah. Setiap dua kali dalam sepekan, dengan di temani Lai Siu Ha (43), putri kesayangannya, Aminah harus menjalani aktivitas cuci darah.

Disela menjalani Hemodialisa (HD) di RSU Dokter Sudarso Pontianak, Lai Sui Ha berkenan berbagi kisah penderitaan ibundanya. Di ceritakan olehnya, sebelum mengidap DM ibundanya adalah seorang perempuan yang pekerja keras. Dia bahkan memiliki sepetak sawah dan usaha penggilingan padi yang cukup maju di kawasan Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya.

Ketika masih sehat, Aminah ternyata memiliki gaya hidup yang kurang sehat. Setiap kali haus datang menyerang, Aminah lebih senang minum minuman yang manis. Kebiasaan tersebut ternyata berdampak buruk pada kesehatannya. Berat badannya kian hari kian bertambah. Tak hanya itu saja, Aminah juga gampang mengantuk. “Lama kelamaan kondisi tubuh ibu saya menjadi melemah. Saat di periksakan ke dokter, ternyata ibu saya positif mengidap kencing manis atau Diabetes Militus (DM),” tutur Lai Sau Ha dengan suara sendu.

Mendengar kabar buruk tersebut, Aminah dan keluarga sontak menjadi panik. Atas saran anggota keluarga, Aminah di anjurkan untuk berobat ke Shin Se. Setelah sekian lama menjalani pengobatan alternative, kesehatan Aminah ternyata tidak kunjung mengalami kemajuan. Kepada anak-anaknya, Aminah mengeluhkan rasa sakit yang terasa amat sangat di bagian pinggang. Selain itu, Aminah juga merasa sakit di tempat luka pada kaki kanannya. Luka itu ada akibat tergores duri saat pergi berladang. “Oleh kami, ibu lantas kita bawa berobat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Pontianak. Di sana, ibu di rawat cukup lama. Demi membiayaai kesembuhan ibu, seluruh harta benda kami telah ludes terjual,” ungkapnya sedih.

Meski sudah habis puluhan juta rupiah, kesehatan Aminah tidak kunjung membaik. Bahkan, penyakit DM yang telah lama di sandangnya telah merusak fungsi ginjal. Oleh dokter, Aminah di sarankan untuk menjalani cuci darah atau Hemodialisa (HD) dua kali dalam seminggu. Mendengar permintaan dokter tersebut, Lia Sau Ha merasa dunia akan kiamat. Bagaimana tidak, biaya untuk satu kali kegiatan HD bisa mencapai Rp700 ribu. Jumlah tersebut belum termasuk obat-obatan yang mau tidak mau harus di tebus.

Mendapat cobaan yang demikian, keluarga besar Aminah terus berusaha tabah. Melalui layanan Jamkesmas, akhirnya Aminah dapat menjalani kegiatan HD secara cuma-Cuma. “Meski untuk HD kita mendapat perlakukan istimewa dari pemerintah, namun tetap saja kami peserta Jamkesmas harus merogoh kocek dalam-dalam untuk menebus obat yang tidak menjadi tanggungan program Jamkesmas. Tidak tanggung-tanggung, obat paten yang harus kami tebus bernilai Rp400 ribu,” ungkapnya berkeluh kesah.

Apa yang dialami Aminah itu ternyata di rasakan pula oleh Rudianto, salah seorang PNS yang juga mengalami gagal ginjal. Bedanya, gangguan ginjal yang di alaminya tersebut di sebabkan oleh factor hipertensi alias tekanan darah tinggi. Sebagai abdi Negara yang masih aktif, secara pribadi dirinya banyak mengucapkan terimakasih kepada pemerintah. Jika pasien umum harus membayar Rp700 ribu untuk satu kali proses HD, maka dengan layanan Askes hal itu menjadi gratis untuknya. Tapi, persoalan lain muncul ketika dirinya harus mengganti biaya transfusi darah dari PMI. “Untuk kalangan PNS, kami hanya di kenakan biaya Rp110 ribu per kantong darah. Biasanya, dalam sekali proses HD saya memerlukan 2 kantong darah. Menurut saya, alangkah lebih baiknya jika biaya tersebut di tiadakan saja,” terang Rudianto yang dalam sebulan harus menjalani HD sebnayak dua kali ini.

Dengan menghapuskan ongkos penggantian biaya transfusi darah, maka sedikit banyak PNS yang harus menjalani program HD menjadi sedikit terbantu. Selain mengeluhkan penggantian biaya transfusi darah, dirinya juga menysrankan kepada pihak RSU Dokter Sudarso untuk bisa memindahkan Ruang HD ke bagian depan rumah sakit. Posisi Ruang HD yang ada saat ini masih terbilang jauh, karena terletak di tengah rumah sakit. Bagi pasien HD, posisi Ruang HD yang ada saat ini masih terasa jauh. Idelanya, Ruang HD berada di dekat dengan Ruang UGD. “Penempatan yang demikian jelas sangat membantu kami, pasien HD yang kemampuan untuk berjalannya sudah sangat terbatas,” imbuhnya.

Apa sebenarnya Diabetes Militus itu?

Ditilik dari asal katanya, Diabetes Milutus berasal dari dua suku kata yang berbeda. Kata Diabetes berasal dari kata ‘diabere’ yang berarti tabung untuk mengalirkan cairan dari satu tempat ke tempat lain. Disebut demikian karena dulu tubuh penderita dianggap dihancurkan dari dalam dan di buang melalui air seni. Sedangkan kata ‘Militus’ berarti madu. Jadi, Diabetes Militus (DM) atau kencing manis atau penyakit gula adalah kumpulan gejala atau kelainan yang di tandai oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah yang menahun (kronik).

Secara umum, faktor risiko DM terbagi menjadi dua, yakni factor risiko yang tidak dapat di rubah dan factor risiko yang dapat di perbaiki. Untuk risiko yang tidak dapat di rubah ini meliputi ras, etnik, riwayat keluarga dengan DM, usia lebih dari 45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4 kilogram, riwayat pernah menderita DM gastasional, riwayat berat badan lahir lebih rendah atau kurang dari 2,5 kilogram. Sementara untuk factor yang dapat diperbaiki meliputi kelebihan berat badan (Indek Masa Tubuh lebih dari 23 kilogram per meter2), kurang beraktifitas fisik (olahraga), hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg), dislipidemia (HDL kurang dari 35 mg/dL dan atau trigliserida lebih dari 250 mg/dL), diet tinggi gula rendah serat.

Bagi mereka yang terkena DM, biasanya akan menunjukkan gejala seperti sering berkemih (kencing) terutama saat malam hari, sering merasa haus, sering merasa lapar, penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, badan terasa lemas, sering kesemutan, gatal, penglihatan kabur, gangguan ereksi pada pria, keputihan, gatal di daerah kewanitaan, infeksi atau luka yang lama sembuh.

Meski penyebab DM terbilang cukup beragam, namun Widiana dari Poli Gizi di RSU Dokter Sudarso Pontianak, lebih cendrung mengartikan DM sebagai penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur. Adanya pola makan yang tidak teratur ini tentu erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. “Biasanya DM lebih gampang dipicu oleh mimum minuman bersoda yang rasanya amat manis, jarang berolahraga, serta gemar makan makanan yang mengandung lemak dan tinggi kandungan karbohidratnya,” jelas dia.

Untuk bisa terhindar dari DM, kata Widiana, seseorang harus bisa menjalankan pola hidup sehat secara teratur. Caranya mudah, yakni cukup makan makanan dengan gizi seimbang, mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi namun rendah lemak dan rajin berolahraga secara teratur, minimal 10 menit dalam sehari. Bagi mereka yang sudah terlanjur mengidap DM, disarankan untuk menjalani program diet sehat sesuai dengan petunjuk ahli gizi. Khusus bagi mereka yang berpotensi mengalami kelebihan berat badan, ada baiknya jika menghitung Indek Massa Tubuh (IMT ). Rumusnya sederhana, yakni berat badan di bagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. IMT normal berkisar antara 18,5-25. IMT terbilang over wight jika 25-27. Seseorang dikatagorikan obesitas jika IMT-nya melebihi 27. Nah, bagaimana dengan anda. Sudahkan anda mengetahui IMT anda sendiri?

Bagaimana kesiapan RSU Dokter Sudarso untuk pelaksanaan HD? Aktifitas Hemodialisa (HD) saat ini jadi tumpuan harapan hidup bagi para penderita gangguan fungsi ginjal. Biasanya, mereka yang menjalani proses cuci darah ini adalah para penderita Diabetes Milus (DM) serta Hipertensi. Bagi penderita yang hidup berkecukupan, biaya cuci darah senilai Rp700 ribu mungkin tidak menjadi persoalan yang berarti. Tapi bagaimana dengan mereka yang kurang beruntung?

Berdasarkan data yang ada di RSU Dokter Sudarso Pontianak, hingga Februari 2009 jumlah penderita DM yang menjalani program rawat inap ada 44 orang. Ketika proses penyembuhan sedang berlangsung, 4 orang diantaranya meninggal dunia. Untuk penderita DM yang melakukan program rawat jalan, jumlahnya mencapai 64 orang. Kebanyakan pasien DM yang berobat di RSU Dokter Sudarso Pontianak ini berusia 45-64 tahun.

Khusus bagi PNS atau peserta Jamkesmas yang menderita DM atau Hipertensi dan harus menjalani cuci darah, pihak RSU Dokter Sudarso Pontianak tidak memungut biaya sepeser pun. Kalau pun ada biaya, hal itu untuk penggantian biaya transfusi darah di PMI dan penebusan obat-obatan yang tidak masuk dalam daftar obat yang di tanggung Askes.

Seperti di ungkapkan Kalsumiati BSc, Kepala Ruangan Hemidialisa di RSU Dokter Sudarso Pontianak, saat ini pihaknya telah menyediakan 12 mesin cuci darah. Mesih cuci darah yang ada saat ini semuanya dalam kondisi siap pakai. Dari 12 mesin cuci darah yang ada, 2 di antaranya di beli dengan menggunakan dana pemerintah daerah. Sementara 10 mesin lainnya merupakan bantuan dari luar negeri.

“Layanan cuci darah ini kita lakukan setiap hari. Khusus hari Minggu, cuci darah akan kita lakukan apabila dalam keadaan emergency. Dalam sehari, rata-rata kami melayani 15 pasien gangguan fungsi ginjal. Kebanyakan dari mereka adalah penderita kencing manis dan darah tinggi,” katanya kepada Pontianak Post.

Untuk satu kali proses cuci darah, biasanya akan emmakan waktu 4-5 jam. Cuci darah ini biasanya dilakukan bila kandungan racun dalam darah pasien diatas 100 mg/dL. Itu pun tentunya dilakukan atas anjuran dokter. Selain melayani pasien yang menjalani program rawat inap, pihaknya juga melayani pasien program rawat jalan.

Dalam dunia medis, kata Kalsumiati, pasien yang diperbolehkan mengikuti program cuci darah adalah mereka yang mengalami gangguann fungsi ginjal stadium menengah. Bagi mereka yang baru memasuki stadium dini, oleh dokter biasanya mereka di sarankan untuk menjalani pengobatan. Tapi, khusus bagi pasien yang telah memasuki stadium terminal, oleh dokter pasien tersebut di sarankan untuk menjalani proses cangkok ginjal.

Ditilik dari factor penyebabnya, gangguan fungsi ginjal ini sebenarnya terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat, seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman dalam kemasan (fast food), suka mengkonsumsi sesuatu yang manis, asin, asam, pahit, jarang berolahraga dan lain sebagainya. Bagaimana cara memelihara kesehatan ginjal? Caranya sebenarnya mudah, yakni jalankan pola hidup sehat, perbanyak minum air putih dan rajin berkonsultasi ke dokter.