Rabu, 25 Juni 2008

Jangan Biarkan Melayu HIlang Ditelan Jaman

MEMPAWAH—Nilai-nilai tradisi Melayu saat ini terasa mulai ditinggalkan. Sedihnya lagi, banyak generasi muda Melayu yang tidak memahami serta mengetahui secara persis adat istiadat leluhurnya. Mencermati kondisi miris yang demikian, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Pontianak tergugah untuk berupaya melakukan pelestarian budaya puak Melayu.
Cita-cita luhur ini dikemukakan oleh Ketua Harian MABM Kabupaten Pontianak, HM Zaini HMS, yang merasa prihatin dengan kondisi nilai-nilai luhur budaya Melayu. Dikatakan olehnya, disadari atau tidak saat ini telah terjadi pergeseran pola hidup. Dari yang dulu bersifat kedaerahan menjadi kekotaan. Tata urutan adat perkawinan Melayu Mempawah, misalnya. Sekarang keberadaannya tidak lagi dijalankan secara lengkap, seperti kondisi sepuluh atau dua puluh tahun yang silam. Disana sini terdapat pemangkasan tata urutan ritual, yang sepertinya sengaja dilakukan dengan dalih efesisensi waktu, biaya serta tenaga.
Jika pemangkasan kandungan nilai budaya local ini terus dibiarkan, maka yang terjadi adalah kehilangan jati diri bangsa. Bagaimana puak Melayu menyikapinya? Caranya adalah dengan terus itiqomah menjalankan adat istiadat warisan leluhur. “Bila perlu, budaya yang diwariskan secara turun temurun ini dipublikasikan melalui beragam kesempatan, baik dalam pementasan seni budaya atau kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Bahasan tentang pelestarian seni budaya warisan leluhur ini, Kamis (19/6) lalu dibedah dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) MABM Kabupaten Pontianak. Adapun agenda kerja tersebut adalah melaksanakan program perkembangan SDM, pengkajian penelitian dan pelestarian budaya melayu, pembinaan bahasa satra dan seni, pemberdayaan potensi masyarakat, pengembangan organisasi dan kelembagaan dan hubungan antar lembaga.(go)

Tidak ada komentar: