Sebelum terkenal seperti saat ini , kain bermotif awan berarak dulunya dikenakan oleh kaum kerabat Keraton Amantubillah Mempawah. Kain bermotifv awan berarak biasanya selalu di kenakan dalam acara-acara besar kerajaan. Salah seorang kerabat Kerajaan Amantubillah Mempawah yang masih menyimpan kain bermotif awan berarak tempo dulu adalah Encik Maryam. Usia perempuan berdarah bangsawan ini kini mencapai lebih dari 100 tahun.
Kain bercorak awan berarak tersebut dibuat dengan cara di tenun, dengan menggunakan benang sutera. Kain itu berbentuk sarung, dengan motif awan yang berarak-arak. Karena sifat awan yang bearada di atas langit dan berarak-arakan, maka oleh pihak Kerajaan Amantubilah Mempwah kain ini khusus di peruntukkan oleh para kerabat pembesar kerajaan. Encik Maryam sendiri memperoleh kain tenun bercorak awan berarak saat dirinya di lamar oleh suaminya, Daeng Abdullah.
Seiring dengan perkembangan jaman, kain bermotif awan berarak ini kini telah dipergunakan oleh masyarakat kabupaten Pontianak pada khususnya, dan Kalimantan Barat pada umumnya. Guna lebih mempopularkan kain bermotif awan berarak, seluruh pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak kini telah memilih busana berbahan kain awan berarak sebagai salah satu busana kerja.
Pemasyarakatan kain bermotif awan berarak ini juga giat dilakukan oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Pontianak yang baru, Ny Hj Erlina Ria Norsan. Di bawah kepemimpinannya, motif kain bercorak awan berarak kini telah digunakan sebagai salah satu seragam sekolah, baik di tingkat SD, SMP serta SMA. Melalui daya kreasi yang tinggi, motif awan berarak pun kini telah banyak mengalami perkembangan. Dan jika tidak ada halangan, dalam waktu dekat ini DEkranasda Kabupaten Pontianak akan menghadirkan batik awan berarak. Bagi yang berminat ingin mengoleksi motif kain awan berarak, silahkan singgah ke Sekretariat Dekranasda Kabupaten Pontianak, Jalan Daeng Manambon, Mempawah. (PRINGGO)