Senin, 04 Juni 2012

Impian Yang Belum Terwujud

Monumen Nasional (Monas) adalah obsesi Soekarno. Sebagai pemimpin dengan visi yang besar, dia ingin membangun sebuah monumen yang mengingatkan rakyat pada perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaannya. Obsesi itu dia pendam sampai akhirnya di tahun 1954, mulai dilakukan upaya realisasinya. Di tahun tersebut, Soekarno melontarkan ide dan membentuk panitia yang lalu setahun kemudian menggelar sayembara desain monumen. Sebanyak 51 gambar usulan rencana desain masuk, namun tidak ada yang dinyatakan sebagai pemenang pertama. Yang ada hanya pemenang kedua, yakni karya arsitek F Silaban. Kurang puas, pada tahun 1960, panitia kembali menggelar sayembara. Kali ini sebanyak 136 karya usulan desain masuk. Namun meski pilihannya sudah naik 150 persen dari sebelumnya, Presiden Soekarno ternyata masih belum menemukan desain yang cocok. Sayembara tahun itu hanya menghasilkan pemenang ke-3. Akhirnya, soekarno berinisiatif mengajak arsitek dan insinyur-insinyur terkemuka Indonesia saat itu, F Silaban, Soedarsono dan Rooseno. Dia memaparkan bentuk lingga dan yoni, yang merupakan perlambang khas kebudayaan Indonesia, sebagai bentuk dasar monumen berikut dengan patung-patung di sekitarnya yang menunjang fungsi dan tujuan dari Monas nantinya. Dari paparan Soekarno, Soedarsono dan Silaban masing-masing memformulasikannya dalam bentuk karya desain. Kebetulan Soekarno merasa condong dengan karya Soedarsono (Sebelumnya, desain karya Silaban telah menjadi pemenang dalam lomba desain Masjid Istiqlal). Desain final atas karya Soedarsono pun dibuat. Monas dalam bentuk lingga dan yoni raksasa akan tepat berada di tengah eks lapangan Ikada. Di empat penjuru pintu masuknya akan dibuat patung-patung yang menggambarkan periode revolusi Indonesia. • Di utara – Patung Diponegoro menunggang kuda (karya prof Cobertaldo, dipasang 1965) • Di pintu masuk Timur Laut – Patung perebutan kekuasaan bumi pertiwi dari tangan Jepang • Di pintu masuk Tenggara – Patung peristiwa 10 November 1945 • Di pintu masuk Barat daya – Kelompok patung pembentukan TNI • Di pintu masuk Barat Laut – Patung kebulatan NKRI. Begitulah rencana awalnya. Desain ini kemudian disetujui Soekarno. Pembangunan Monas dimulai 17 Agustus 1961. Monas dirancang untuk mampu bertahan hingga 1000 tahun. Pondasi Monas menghabiskan 3.500 meter kubik beton cor dan masih ditambah 445 ton besi dan baja. Marmer dindingnya diimpor dari Italia. Puncak lidah api yang terbuat dari 14,5 ton perunggu dengan bersepuh emas seberat 35 kg. Monas tahap pertama, selesai dibangun 9 Agustus 1965 dengan menghabiskan dana Rp 5,88 miliar (nilai saat itu). Rezim berganti, pembangunan Monas dilanjutkan oleh Orde Baru. Pembangunan tahap II ini rampung pada tahun 1979. Namun desain awal sekitar Monas tak lagi dilanjutkan. Belakangan Gubernur DKI di tahun 2005, Sutiyoso merombak pelataran Monas dengan air mancur menari. Sementara rencana awal patung-patung Monas seperti impian Bung Karno, tak lagi terwujudkan. [hhw]

Your President is Real Gentleman

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, dikenal sebagai penakluk wanita. Menikah sembilan kali, dengan mudah wanita takluk padanya. Sebenarnya apa rahasia Soekarno? Mengapa wanita selalu terpikat padanya? Mantan Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan Soekarno memang jagoan soal wanita. Kharisma Soekarno ditambah intelektualitas yang tinggi, membuat wanita-wanita bertekuk lutut. "BK (Bung Karno) benar-benar dapat disebut jagoan. Terhadap setiap wanita yang sedang dihadapinya, dia selalu dapat mencurahkan perhatiannya kepada wanita itu. Sehingga wanita tersebut merasa bahwa dia satu-satunya wanita yang paling dicintai atau dihargai BK," tulis Bambang Widjanarko dalam buku 'Sewindu Dekat Bung Karno' yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia. Selain itu, Soekarno juga selalu bersikap gallant atau sopan dan hangat pada setiap wanita. Tak peduli wanita itu tua atau muda. Soekarno tak segan-segan mengambilkan minum sendiri untuk tamu wanitanya. Soekarno juga selalu membantu memegang tangan wanita, jika wanita itu keluar mobil. Dia juga mengumbar pujian pada wanita. Hal ini yang selalu membuat para wanita tersanjung. Pujian seperti "Alangkah serasinya kain kebaya yang anda pakai," atau "Nyonya kelihatan lebih muda dengan tatanan rambut baru itu," sering terdengar dari mulut Soekarno. Maka dalam berbagai kunjungan di Eropa dan Amerika, Soekarno sering sekali mendapat pujian dari para wanita. Mulai dari politikus wanita, hingga artis sekelas Marilyn Monroe. "Your President is real gentleman," ujar Bambang menirukan pujian para wanita itu. Namun Bambang mencatat, akibat lagak seperti Arjuna itu pula Soekarno sering mendapat masalah dengan wanita. Tentunya tidak mudah mempunyai empat istri sekaligus dan semuanya minta menjadi nomor satu. "Itulah BK sang arjuna yang dalam hidupnya terus terlibat persoalan wanita dan secara berani menerapkan politik 'vivere pericolozo' dalam soal asmara," kenang Bambang Widjanarko. [bal]

Di antara 2 'Geisha'

Tak bisa dipungkiri, selain pemimpin besar penuh kharisma, di masa-masa senja kekuasaannya, Soekarno banyak terlibat kasus asmara. Sengketa asmara yang dibawanya dari negeri Sakura sempat membelitnya dalam pusaran dilema. Seperti termaktub dalam buku Masashi Nishihara, The Japanese and Soekarno’s Indonesia (1975), adalah perihal pengurusan kompensasi perang dari Jepang yang membuat Soekarno kerap bertandang ke Jepang sejak tahun 1957. Ceritanya, pemerintah Jepang 'dipaksa' membayar kompensasi perang sebagai kelanjutan dari Konferensi Perdamaian di San Fransisco tahun 1951. Indonesia menjadi salah satu negeri yang mendapat kompensasi. Realisasi kompensasi itu terbit nyaris 10 tahun kemudian. Jumlah pasti besar kompensasi tersebut tak pernah diumumkan terbuka, namun kabarnya mencapai USD 223 juta yang disalurkan bertahap selama 12 tahun dalam bentuk bantuan proyek. Jepang akan mendanai beberapa infrastruktur dan pembangunan gedung di Indonesia. Nah, dalam misi memperoleh proyek pembangunan di Indonesia itulah, kalangan usahawan riuh. Beberapa di antaranya mempraktekkan segala cara, termasuk meng-‘entertaint’ sejumlah pejabat Indonesia. Yang paling menonjol ketika itu adalah gerak Kinoshita Trading Company dan Tonichi Trading Company & Kubo. Persaingan keduanya sampai ke level mendekati Soekarno dengan geisha. Kinoshita menyewa Sakiko Kanase, seorang model di Jepang. Sakiko berkenalan dengan Soekarno di Kyoto pada tahun 1958. Pada akhir tahun itu juga, dia bertandang ke Jakarta, menyaru sebagai guru bagi petinggi Kinoshita yang ada di Jakarta. Tak lama kemudian, awal 1959, masih menurut buku Nishimura, dia dinikahi Soekarno dan memakai nama Ny Basuki, sebagai nama samaran. Sialnya, tak lama kemudian, Tonichi & Kubo mengikuti strategi Kinoshita. Mereka meminta Nemoto Naoko, gadis cantik 19 tahun untuk berkenalan dengan Soekarno. Keduanya berkenalan di Imperial Hotel, Tokyo, 16 Juni 1959. Rupanya, Soekarno terkesan oleh Nemoto. Dia lalu mengundang Nemoto berkunjung ke Indonesia yang dipenuhi kemudian tanggal 14 September 1959. Kedatangan Nemoto inilah yang akhirnya memicu puncak melodrama asmara Soekarno ketika itu. Sakiko yang tahu tentang kunjungan itu dan juga respon hangat Soekarno, akhirnya memilih bunuh diri, enam belas hari setelah kedatangan Nemoto di Indonesia. Sakiko akhirnya dimakamkan di Blok P, Jakarta. Majalah Tempo yang pernah menelusurinya, menyebutkan pemakamannya diurus oleh Brigjen Sabur, bekas komandan Tjakrabirawa. Tahun 1977, makamnya kemudian dipindahkan ke Jepang. Sementara itu, Nemoto akhirnya memang berhasil merampas perhatian Soekarno. Dia dinikahi secara terbuka dan mendapat nama baru Ratna Sari Dewi atau Ny Dewi Soekarno. Dari Soekarno, Ratna Sari Dewi mendapat seorang putri.

Pohon sukun dan ilham Pancasila

Pohon sukun itu berdiri di atas sebuah bukit kecil menghadap ke teluk. Hampir saban hari selama pembuangan di Ende, Flores, Soekarno selalu mengunjungi pohon itu untuk sekadar memandanginya selama berjam-jam. "Suatu kekuatan gaib memaksaku ke tempat itu hari demi hari," kata Soekarno yang dibuang pemerintah Belanda ke pulau sunyi itu dari 1934 sampai 1938. Dalam otobiografinya 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia', sang proklamator menganggap pohon itu bukan sekadar pohon. Tetapi juga pemberi ilham menggali Pancasila. Soal ilham pohon bernama latin Artocarpus communis itu pernah diungkapkan Bung Karno di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945, atau tepat 67 tahun lalu. "Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di halaman rumahku, merenungkan ilham yang diturunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai Pancasila," cetus Bung Karno. Bung Karno mengatakan, apa yang dia kerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi dan tradisi-tradisi nusantara sendiri. "Dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah," ujarnya. Lima mutiara itu adalah berharga itu adalah: Kebangsaan, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Demokrasi, Keadilan Sosial dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumusan inilah yang kemudian menjadi Pancasila sekarang. "Jika kuperas yang lima ini menjadi satu, maka dapatlah aku satu perkataan Indonesia tulen, yaitu perkataan gotong-royong," kata Bung Karno. Tidak jelas bagaimana pohon Sukun itu bisa memunculkan ilham Pancasila. Namun, konon lima dasar bernegara dan berbangsa itu terinspirasi dari jumlah lima dahannya. Pohon itu kini telah tumbang termakan usia. Namun, tunasnya telah ditanam kembali dan memunculkan pohon baru yang kemudian dinamakan Pohon Pancasila. Lapangan tempat pohon ditanam, yang dulu merupakan bukit, kini juga dinamakan Lapangan Pancasila.

The Great Soekarno

Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama. Beliau menjabat pada periode 1945 - 1966. Beliau juga terkenal sebagai Penyambung lidah rakyat, karena beliau begitu dekat dengan rakyat. Ia juga berperan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno terlahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Ia lahir di Surabaya pada 06 juni 1901. Ia merupakan putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Namun karena sebuah sakit yang berkepanjangan, kedua orang tua Soekarno, merubah nama "Koesno Sosrodihardjo" menjadi Soekarno. Namun, taukah Anda bahwa di beberapa Negara barat, nama Soekarno memiliki nama depan, yitu Achmed. Sehingga, orang-orang barat tersebut terbiasa menyebut nama Soekarno dengan Achmed Soekarno. Soekarno tercatat pernah bersekolah di Eerste Inlandse School. Pada tahun 1911, Soekarno melanjutkan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS). pada tahun 1920, Soekarno lulus dari HBS. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Technisce Hoge School (sekatang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1925. Selama menempuh pendidikan di HBS, Soekarno pernah bertemu dengan ketua Sarekat Islam yaitu HOS.Tjokroaminoto. Bahkan beliau mengijinkan Soekarno untuk menetap di kediamannya. Soekarno mengikuti berbagai macam organisasi, salah satunya adalah Tri Koro Darmo. Sebuah organisasi yang dibentuk dari Budi Utomo dan pada tahun 1918 mengganti nama menjadi Jong Java (Pemuda Jawa). Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Ketika berada di Technisce Hoge School Bandung, Soekarno bertemu dengan sahabat Tjokroaminoto, yaitu H. Sanusi yang juga ketua dari Sarekat Islam. Disanalah ia membuat sebuah orhanisasi bersama dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan juga Dr. Douwes Dekker. Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan sebuah organisasi yang bernama Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal terbentuknya Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Sepak terjang Soekarno di PNI dianggap meresahkan bagi Belanda. Akhirnya, pada bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap dan ditahan di penjara Banceuy. Selanjutnya di tahun 1930, Soekarno dipindah ke Sukamiskin. Pada waktu itu ia mengeluarkan sebuah pembelaan (pledoi) yang cukup terkenal, yaitu Indonesia Menggugat (pledoi). Berkat pledoi tersebut, Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan PNI. Pada bulan Agustus 1933, beliau kembali ditangkap dan diasingkan ke Ende, Flores. Ketika ia ditahan di tempat ini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasioanl. Setelah diasingkan ke Ende, Flores, pada tahun 1938 sampai 1942, Ir. Soekarnodiasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru dibebaskan pada masa penjajahan Jepang tahun 1942. Kegigihan Soekarno dan sepak terjangnya mampu memikat pemerintahan Jepang. Pemerintahan Jepang memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain untuk berperan aktif dalam setiap organisasi-organisai dan lembaga-lembaga untuk memikat hati penduduk Indonesia, seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI. Tetapi ada tokoh-tokoh nasional yang masih beranggapan bahwa Jepang adalah fasis yang berbahaya, seerti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin. Soekarno juga aktif dalam usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dasar-dasar pemerintahan Indonesia dan juga merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Tahun 1943, seorang Perdana Menteri Jepang yang bernama Hideki Tojo mengundan Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesomo ke Jepang. Mereka bertiga disambut dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan pada kesempatan itu, Kaisar Hirohito memberikan Bintang Kekaisaran (Ratna Suci) kpada ketiga tokoh tersebut. Dengan memberikan penghargaan tersebut, sama artinya bahwa ketiga tokoh tersebut dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada masa perang revolusi, ada sebuah peristiwa yang terkenal hingga kini yaitu Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Pagi harinya pada tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta sudah tidak dapat ditemukan lagi di Jakarta. Mereka sudah dibawa pergi oleh beberapa pemuda, seperti Sukarni, Yusuf Kunto dan Syudanco singgah ke Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak sebelah utara Karawang. mengapa harus Rengasdengklok?, dipilihnya Rengasdengklok sebagai tempat persembunyian yang tepat karena didasarkan pada perhitungan militer. Jika dilihat dari geografis Rengasdengklok cukup terpencil sehingga mudah dideteksi setiap gerakan tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok. Beberapa pemuda kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang siap untuk melawan Jepang, apapun risikonya. Setelah bertemunya golongan muda yang diwakili Wikana dan golongan tua diwakili oleh Mr. Ahmad Soebardja di Jakarta, mereka mengutus Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardja menuju Rengasdengklok. Sesampainya disana mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs.Moh. Hatta untuk kembali ke Jakarta. Mereka rapat PPKI di kediaman Laksamana Muda Maeda (sekarang museum perumusan teks proklamasi). Golongan muda dan tua kembali berunding untuk merumuskan dan menyusun teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para penyusun teks proklamasi tersebut adalah Ir. Soekarno, Drs.Moh. Hatta, dan juga Mr. Ahmad Soebardjo. Sedangkan teks proklamasi, ditulis langsung oleh Ir. Soekarno sendiri. Sementara itu, diruang depan juga hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni turun menyumbang ide agar Ir. Soekarno dan Drs.Moh. Hatta yang menandatangani teks proklamasi itu. Setelah berhasil dirumuskan, teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya 17 Agustus 1945, di kediama Soekarno Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dari pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih yang sebelumnya sudah dijahit oleh Ibu Fatmawati segera dikibarkan. Acara dilanjutkan dengan sambutan walikota Jakarta yang saat itu dijabat oleh Soewijo, dan juga pimpinan barisan pelopor, yaitu Moewardi. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengankat Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 KNIP mengukuhkan pengangkatan tersebut.

Jumat, 01 Juni 2012

NKRI Harga Mati

“Tanah kebanggaan kita ini dulu pernah bernama Nusantara. Nusa berarti pulau. Antara berarti di antara. Nusantara berarti ribuan pulau-pulau, dan banyak di antara pulau-pulau ini yang lebih besar daripada seluruh negeri Belanda. Jumlah penduduk negeri Belanda hanya segelintir jika dibandingkan dengan penduduk kita. Bahasa Belanda hanya dipergunakan oleh enam juta manusia,”(Soekarno, 1945)

7 Golongan Pemimpin

Ada tujuh golongan yg dinaungi oleh Allah SWT dalam naunganNya saat tidak ada naungan lagi kecuali naunganNya yaitu: 1.Imam (pemimpin) yang adil. 2.Pemuda yg tumbuh dalam ibadah kepada Allah SWT. 3.Orang yg hatinya tertambat di masjid. 4.Dua orang yang saling mencintai karena Allah SWT dan berpisah karena Allah SWT. 5.Seorang lelaki yg dipanggil seorang wanita terpandang lagi cantik lalu dia mengatakan,”Aku takut kepada Allah SWT.” 6.Orang yang bersedekah lalu disembunyikan sehingga yg kiri tidak tahu apa yg disedekahkan yg kanan. 7.Orang yg mengingat Allah SWT saat dia seorang diri lalu air matanya mengalir