Senin, 16 November 2009

Pengalaman Berorganisasi Jadi Nilai Lebih


PONTIANAK---Untuk bisa terpilih menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, pengalaman memimpin organisasi kemasyarakatan merupakan nilai lebih. Kepiawaian dalam menjalin dan membangun hubungan kerja, baik kedalam maupun keluar organisasi, merupakan modal utama bagi melanjutkan perjuangan Partai Golkar kedepan.

Di kedepankannya syarat pengalaman berorganisasi ini menurut Gusti Suryansah, pengamat politik dari Fisip Untan, sangat bermanfaat dalam pengembalian kejayaan Partai Golkar. Belajar dari pengalaman dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pemilihan legislative serta pemilihan presiden, masih banyak pemilih setia Partai Golkar yang belum memberikan hak suaranya secara optimal.

“Kedepannya kondisi seperti ini harus segera di perbaiki. Caranya adalah dengan melakukan konsolidasi kader. Sosok yang bisa menggerakkan kekuatan kader tentulah pemimpin partai. Dan Golkar saat ini butuh figure yang seperti itu,” katanya.

Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, periode 2009-2014, hendaknya merupakan sosok pemimpin yang mampu menjalankan system manajemen SWOT, yaitu Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threath (Hambatan). Strength dan weakness berhubungan dengan kondisi intenal kepartaian, sedangkan opportunity dan threath berhubungan dengan kondisi eksternal.

SWOT merupakan sebuah teknik analisis untuk mengetahui bagaimana kondisi organisasi yang bersangkutan saat ini, serta bagaimana pula kondisi yang akan dihadapinya ke depan. Analisa organisasi tentunya dibuat dengan mempertimbangkan faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman/hambatan.

SWOT lazim digunakan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat organisasi, meningkatkan pemahaman terhadap kondisi organisasi dan supaya perencanaan tindakan jadi lebih mudah dan tepat sasaran. “Kepiawaian dalam menjalankan system manajemen SWOT ini sepertinya telah teruji pada Morkes Effendi dan Abang Tambul Husin,” ungkap Suryansah.

Ditilik dari hal pengalaman dalam memimpin, kedua kader senior Partai Golkar itu sama-sama memiliki pengalaman yang matang. Hal ini dapat di buktikan dari terpilihnya mereka sebagai kepala daerah selama dua periode kepemimpinan. Morkes merupakan bupati Ketapang, sedangkan Tambul adalah bupati Kapuas Hulu. Dalam urusan kepartaian, keduanya juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar di daerahnya masing-masing. Di bawah kepemimpinan mereka, Golkar tumbuh menjadi partai yang besar.

Tapi, diantara kesamaan yang ada ternyata Morkes lebih banyak menyimpan sejumlah potensi keunggulan diri. Di jalur organisasi budaya, misalnya. Morkes yang juga Sekjen Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) ternyata berhasil membuat network di lingkup kabupaten/kota se-Kalbar, nusantara bahkan dunia internasional. Hal yang sama juga di kembangkan Morkes dalam memimpin Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Ketapang. Dibawah kepemimpinannya, MABM mampu tampil sebagai pemersatu puak Melayu.

Selain aktif di organisasi social dan budaya, kemampuan memimpin Morkes juga terasah dengan baik saat dipercaya sebagai anggota Dewan Penasehat PP FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI-Polri) dan anggota Dewan Penasehat Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Kabupaten Ketapang. Di kedua organisasi ini, Morkes berhasil membangun hubungan emosional yang baik dengan segenap unsur keluarga besar TNI dan Polri. “Dari sudut pandang komunikasi politik, pengalaman dalam berorganisasi tersebut jelas menguntungkan Golkar. Dengan pengaruh yang dimiliki Morkes, saya yakin Golkar akan mampu mengulang kembali masa kejayaannya,” terang Suryansah.

Beranjak dari catatan pengalaman organisasi yang dimiliki Morkes, ada baiknya jika segenap unsur pimpinan DPD Golkar kabupaten/kota se-Kalbar, pengurus DPP, pimpinan organisasi sayap (AMPG dan KPPG), pimpinan ormas yang mendirikan Golkar (Kosgoro, MKGR, Soksi) serta ormas yang didirkan Golkar (AMPI, AWK, MDI, dan Laskar Ulama), mampu menjadikannya sebagai bahan referensi dalam pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, periode 2009-2014.(go)

Golkar Butuh Figur Pembaharu


PONTIANAK---Saat ini segenap keluarga besar Partai Golkar Kalimantan Barat rindu akan figur pembaharu. Sosok pemimpin yang memiliki kapabilitas, integritas serta berprestasi seperti itu layak hadir karena diyakini mampu melanjutkan program menejemen kepartaian modern Golkar.

Untuk bisa menentukan figur mana yang pantas tampil di pentas pemilihan Ketua DPD Golkar Kalbar, periode 2009-2014, Musyawarah Daerah DPD Partai Golkar adalah jalurnya. Melalui jalur ini, segenap unsur pimpinan Golkar akan menentukan pilihan pemimpin Golkar baru. Seperti apa figur pemimpin Golkar kedepan?

Mantan pengurus harian Golkar Kota Pontianak (sebelum reformasi), Drs M Sabran Achyar MSi, mengatakan Golkar butuh figur yang memiliki ketegasan dalam menentukan pilihan. Hal ini penting agar kedepannya Golkar tidak mudah dipengaruhi oleh kelompok kepentingan tertentu. Selain itu, ketua Golkar yang baru juga dituntut untuk memiliki loyalitas yang tinggi kepada partai. Hal ini dibuktikan dengan prestasi perolehan suara di pelaksanaan pilbup, pilgub serta pileg. “Golkar adalah partai yang sangat aspiratif dan komunikatif. Saya rasa tidak begitu sulit untuk mencari figur pemimpin baru,” katanya.

Sifat-sifat pemimpin Golkar yang ideal itu sepertinya melekat pada tiga bakal calon ketua DPD Golkar Kalbar, yakni Morkes Effendi, Abang Tambul Husin dan Zulfadhli. Ketiganya dinilai layak karena memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam memimpin. Morkes, misalnya. Ketua DPD Partai Golkar Ketapang ini terbukti piawai dalam mengembangkan serta membesarkan Golkar di kabupaten Ketapang. Dibawah kepemimpinan bupati Ketapang ini, Golkar berhasil menjadi pemenang dalam perhelatan pilbup.

Kemapuan yang sama juga dimiliki Abang Tambul Husin. Ketua DPD Partai Golkar Kapuas Hulu yang juga bupati Kapuas Hulu ini terbukti sukses menjaring simpati serta dukungan dari masyarakat untuk Golkar. Kepiawaian dalam hal memimpin Golkar juga telah di buktikan oleh Zulfadhli. Dibawah kepemimpinannya, kepengurusan Golkar mampu tampil solid hingga ke tingkat desa atau kelurahan. “Karena pilihan figure yang bakal tampil di Musyawarah Daerah DPD Partai Golkar sama-sama memiliki kemampuan yang handal, maka diingatkan kepada seluruh unsur pimpinan Golkar yang memiliki hak suara untuk bersungguh-sungguh dalam menentukan pilihan,” ujar Sabran.

Pemberian suara hendaknya dilakukan dengan menggunakan hati nurani serta selalu mengedepankan rasionallitas. Sebagai bahan pertimbangan, selain piawai dalam memimpin organisasi, seorang pemimpin hendaknya juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan jaringan kerja, baik dalam lingkung internal maupun eksternal. Melalui pembangunan jaringan kerja yang sehat, organisasi yang kelak di pimpinnya diharapkan memiliki akses yang luas dalam hal komunikasi antar organisasi.(go)

Golkar Perlu Figur Pemersatu

PONTIANAK---Untuk bisa berjaya, Golkar perlu melakukan rekonsolidasi dan rekonstruksi organisasi. Tindakan ini mendesak untuk dilakukan demi menghindari terpecah belahnya partai. ”Kami rindu dengan kehadiran sosok pemersatu,” kata A. Malik AY, pengurus Golkar di Kabupaten Ketapang.

Menurutnya, saat ini Golkar tengah di hadapkan pada tantangan perkembangan dinamika politik yang cukup tinggi. Menjelang pelaksanaan Munas Golkar ke VIII di Pekanbaru, Riau 4-7 Oktober lalu, misalnya. Dalam kegiatan nasional itu, sedikitnya ada empat kubu yang berlaga, yakni kubu golongan tua yang diwakili oleh Surya Paloh dan Abu Rizal Bakrie, golongan muda di antaranya Yuddy Chrisnandi dan Tommy Soeharto.

Munculnya empat nama kandidat calon Ketua Umum Partai Golkar pada saat itu secara tidak langsung telah membentuk poros kekuatan dukungan. Masing-masing poros tentunya ingin memenangkan jagoannya. Alhasil, sejumlah upaya pun dilakukan. Pola penggalangan dukungan yang demikian sebenarnya sah-sah saja dilakukan asal tidak menimbulkan perpecahan.

Namun entah mengapa tiba-tiba beda pendapat di tingkat pusat itu menimbulkan dampak di daerah. Sejumlah unsur pimpinan di daerah pun jadi ikut-ikutan latah karenanya. Semua menjadi reda setelah Abu Rizal Bakrie terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar. ”Beda pendapat seperti itu sebenarnya sehat bagi sebuah organisasi. Disebut demikian asalkan tidak berkelanjutan. Dan ini yang kami inginkan di Musda Golkar, 20 November nanti,” katanya.

Untuk menghindati munculnya bibit-bibit perpecahan di tubuh Golkar, Malik meminta kepada para pengambil kebijakan untuk mau menyatukan suara. Memilih dengan menggunakan hati nurani adalah sebuah keputusan yang bijak. Dengan meminimalisir terjadinya perbedaan, harapan terpilihnya pemimpin yang cerdas dan tegas pasti akan terwujud.

Siapakah sosok yang dinilai pantas untuk menjadi pemimpin Golkar Kalbar? Untuk masalah ini, Malik cendrung untuk memilih Morkes Effendi. Dia layak untuk tampil sebagai pemimpin karena memiliki rekam jejak (track record) yang baik. Dalam pelaksanaan pemilu legislatif yang lalu, Morkes berhasil membawa Golkar sebagai partai yang banyak menuai simpati dari rakyat. Untuk DPR-RI, jumlah suara yang berhasil di himpun 41.014 suara, untuk DPRD Provinsi 44.967 suara dan DPRD Ketapang 44.610 suara. ”Angka-angka ini merupakan bukti kongkret dari kesuksesan Morkes dalam membesarkan Golkar. Dan saya yakin, di bawah kepemimpinan Morkes Golkar Kalbar akan tampil sebagai pememang di pemilu yang akan datang,” tegasnya.(go)

Morkes: Saya Harus Maju

PONTIANAK-- Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Ketapang Morkes Effendi menyatakan siap menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kalbar periode 2009-2014. ”Saya harus maju untuk melakukan rekonsiliasi dan rekonstruksi di partai ini (Golkar),” ujarnya ketika bertemu Pimpinan Redaksi Pontianak Post, B Salman bersama beberapa pengurus Lembaga Adat Melayu Serantau, Sabtu (14/11) di Graha Pena Pontianak Post.

Menurut Morkes, melalui musyawarah Musyawarah Daerah (Musda) pada 18 - 20 November mendatang, partai berlambang pohon beringin ini memiliki kesempatan untuk melakukan rekonsiliasi maupun rekonstruksi. Hal ini diperlukan agar partai tidak terpecah belah.

Selain itu, rekonsiliasi dan rekonstruksi juga merupakan program dari DPP. Kadang ada kecenderungan ini orang siapa. Padahal itu hanya saat pemilihan Ketua Umum Golkar saja. ”Setelah itu harus selesai, jika tidak akan terpecah belah. Sekarang berkembang di Golkar seperti itu,” kata Morkes.

Selama Morkes memimpin sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Ketapang, perolehan suara dalam pemilihan umum tidak pernah goyah. Bahkan cenderung terus meningkat. Morkes mengatakan kunci dari kepemimpinannya adalah kepedulian sang ketua kepada konstituen. ”Harus dilihat sejauh mana kepeduliannya. Saya orangnya ya seperti ini. Bisa bertemu siapa saja di warung kopi. Kadang sampai lupa kalau saya adalah bupati. Memang karakternya,” kata Morkes sambil tertawa.

Ia menambahkan hal penting yang perlu diingat adalah Golkar sebagai partai kerakyatan dan jangan ditinggalkan rakyat. Terkait pencalonan setiap Ketua DPD Partai Golkar Kalbar sebagai gubernur, menurut Morkes, bukan persoalan kalah atau menang. ”Seperti kata orang Aceh: Bukan soal memang atau kalah tetapi berani melawan. Berarti kita ada,” timpalnya. (uni)

Kembalikan Marwah Melayu


PONTIANAK - Lembaga Adat Melayu Serantau akan melaksanakan Lomba Sampan Nusantara pada 20 November mendatang di Muare Ulakan Istana Alwatziqhoebillah Kabupaten Sambas. Sekretaris Jendral LAMS, Morkes Effendi mengatakan lomba sampan nusantara adalah salah satu kegiatan utama dalam olahraga rakyat. Kegiatan ini memiliki arti tradisi sejak zaman Kesultanan Sambas ke 15 untuk mempertahankan khasanah budaya khususnya lomba sampan bidar. ”LAMS bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Sambas untuk menunjang Visit Indonesia 2009 dan Tourism Kalbar 2010,” ujar Morkes ketika bersilaturahmi ke Graha Pena Pontianak Post bersama pengurus LAMS lainnya, Sabtu (14/11) pagi.

Kategori yang diperlombakan adalah lomba sampan bidar dengan delapan pendayung, sedangkan sampak yang digunakan bedar spesifik khas Sambas yang terbuat dari katu tradisional. Sampan memiliki panjang sekitar 13 meter, dan lebar sampan (bedar) pada garis tengah sekitar 50 cm sampai 60 cm.

Morkes mengatakan lomba ini digelar sebagai upaya memersatukan masyarakat Melayu yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Rumpun puak Melayu ini tersebar mulai dari Madagaskar hingga ke Kepulauan Ester di Lautan Pasifik.

Meski terpisahkan, namun mereka tetap bersatu dalam sebuah mozaik peradaban yang unik, plural dan multikultural. Rencananya peserta lomba juga dari negara lain seperti Brunei Darussalam, Singapura, Johor Baru, Penang, Kuala Lumpur, Sabah, Labuan, Sarawak, Filipina, dan propinsi lainnya di Indonesia, serta 14 kabupaten/kota di Kalbar.

Kegiatan ini sejalan dengan latar belakang pembentukan LAMS. LAMS di bentuk dengan mengemban misi mulia, yakni menjadi jembatan dunia Melayu. Untuk bisa membangun peradaban Melayu yang modern, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai warisan luhur Melayu, LAMS ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama merangkai adat dan budaya Melayu. ”LAMS ingin mengembalikan kembali marwah Melayu yang hilang,” kata Morkes. (uni)

Satelit Palapa –D Indosat Terkendali di Stasiun Pengendali Bumi

Gedung Satelit Palapa - D di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat menjadi lokasi pengendali dan pengawas trafik Satelit Palapa –D. Ditempat ini juga dilakukan pemeliharaan (maintenance) perangkat satelit yang terdiri dari Ruang Communication Control, Ruang Satellite Control, Ruang Base Band & Intermediate Frequency, Ruang Shelter, Ruang Workshop, Ruang Kerja Staf dan Ruang Istirahat.

Catatan Pringgo—Jatiluhur


SEJAK diresmikan system pengoperasiannya oleh Direktur Kelembagaan Internasional Dirjen Postel Ikhsan Baidirus, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Komisaris Utama Indosat H.E. Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani dan President Director & Chief Executive Officer (CEO) Indosat Harry Sasongko, 14 Agustus 2009, Gedung Satelit Palapa – D ini langsung beroperasi.

Sarana ini merupakan wujud nyata dari komitmen Indosat dalam menyediakan sarana telekomunikasi yang dapat menghubungkan seluruh wilayah Nusantara, bahkan dunia internasional. Seperti di sebutkan dalam press release Indosat, Gedung Satelit Palapa –D milik Indosat ini berdiri di atas lahan seluas 2.500 m2. Gedung ini terintegral dengan Stasiun Bumi Indosat.

Ruang Control Communication berfungsi sebagai ruang pengawas dan pengendali trafik, Ruang Control Satelit berfungsi sebagai ruang monitor dan pengendali Satelit Palapa –D. Sementara itu Ruang Base Band & Intermediate Frequency merupakan ruang pengendali seluruh perangkat kontrol satelit/trafik melalui komputer.

Satelit PALAPA-D merupakan satelit milik Indosat yang akan menggantikan Satelit Palapa - C2 yang masa operasionalnya berakhir pada tahun 2011 di Slot 113ยบ BT. Indosat telah menunjuk Thales Alenia Space France (TASF) sebagai mitra pengadaan dan peluncuran Satelit Palapa -D yang akan memiliki masa operasi selama 15 tahun.

Berdasarkan Thales Alenia Space Spacebus 4000B3 platform, Satelit Palapa -D akan memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan PALAPA-C2, yaitu 40 transponder yang terdiri dari 24 standar C-band, 11 extended C-Band serta 5 Ku-band, dengan jangkauan mencakup Indonesia, negara-negara ASEAN, Asia, Timur Tengah dan Australia. Satelit PALAPA-D akan diluncurkan pada akhir Agustus 2009, dengan beban 4,1 ton dan tenaga payload sebesar 6.4 kW.

Melalui Satelit Palapa -D para pelanggan pengguna layanan satelit, yang sebagian besar adalah broadcaster televisi, penyedia jasa VSAT serta pelanggan korporat lainnya, tentunya akan dapat dengan mudah mengakses semua jaringan informasi. Layaknya Satelit Palapa - C2, Satelit Palapa - D juga di manfaatkan sebagai backbone untuk mendukung layanan Indosat lainnya, seperti seluler, telepon tetap dan data tetap.

Layanan dari satelit PALAPA-D yang disediakan Indosat antara lain adalah Transponder Lease untuk layanan broadcasting dan cellular backhaul sebagai basic service, VSAT service, DigiBouquet dan Telecast Service sebagai nilai tambah yang semuanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan korporasi dalam komunikasi data dan broadcasting.

Layanan satelit ini melengkapi dan memberikan nilai tambah dari layanan jaringan terestrial dan komunikasi voice dan data.yang telah dijalankan Indosat selama ini. Disamping itu, Indosat juga mengembangkan layanan Internet Broadband via Satellite dan Data Broadcasting untuk distribusi koneksi Internet kecepatan tinggi yang mampu menjangkau wilayah yang tidak tercakup jaringan terestrial.

Segmen pelanggan yang memanfaatkan layanan ini antara lain broadcaster televisi/radio baik lokal, nasional dan internasional, penyedia jasa VSAT lainnya, ISP, dan korporasi sebagai pengguna langsung, serta Indosat Grup sendiri (seluler, fixed telecommunication dan anak perusahaan). Sebagai perusahaan penyedia jasa telekominikasi dan informasi terkemuka di Indonesia, Indosat setia memberikan layanan jasa selular (Mentari, Matrix dan IM3), jasa telekomunikasi tetap atau jasa suara tetap (seperti jasa SLI yaitu SLI 001, SLI 008 dan FlatCall 01016, jasa fixed wireless yaitu StarOne dan I-Phone).

Indosat juga penyelenggara jasa data tetap (MIDI) bersama-sama dengan anak perusahaannya yaitu, Indosat Mega Media (IM2) dan Lintasarta serta jasa layanan satelit. Indosat juga menyediakan layanan seluler 3.5 G dengan teknologi HSDPA. Saham Indosat tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (JSX:ISAT) dan saham dalam bentuk American Depositary Shares tercatat di Bursa Efek New York.(bersambung)

Indosat Sediakan Layanan Dari Darat, Dasar Laut Hingga Angkasa

Sejak berdiri pada tahun 1967, PT Indonesian Satellite Corporation, Tbk (Indosat) telah memiliki infrastruktur, produk, serta layanan paling lengkap di bidang telekomunikasi di Indonesia. Pengalaman yang panjang telah menjadikan Indosat professional di bidangnya. Seiring dengan berjalannya waktu, Indosat terus mengembangkan layanannya, baik di darat, dasar laut hingga angkasa raya.

Catatan Pringgo—Jatiluhur


HINGGA saat ini jaringan backbone yang di milik Indosat masih menjadi yang terbaik di tanah air. Jaringan komunikasi Indosat meliputi jaringan kabel darat (terestrial) atau SKSO (Sistem Komunikasi Serat Optik), jaringan kabel serat optik yang dipasang di dasar laut, serta layanan komunikasi data via Satelit Palapa D.

Media Serat Optik atau Optical Fiber Media dari Indosat membentang sepanjang 4000 km lebih melintasi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Serat optik Indosat memiliki pair atau jumlah serat sebanyak 24-72 core untuk jaringan intercity, 96-216 core untuk inner city dan 4 core untuk kabel laut.

Guna lebih memaksimalkan layanannya kepada para pelanggan, belum lama ini Indosat kembali akan membangun jaringan kabel laut yang menghubungkan Jawa-Kalimantan-Batam-Singapore (JAKABARE). Soft launching jaringan serat optik bawah laut JAKABARE ini disaksikan langsung oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia DR. Sri Mulyani Indrawati, Mei lalu, di Batam.

Jaringan kabel laut JAKABARE dengan panjang 1300 kilometer ini menjadikan Indosat memiliki tambahan bandwidth pada tahap awal sebesar 80 Gigabps yang akan digunakan untuk jasa berbasis IP (Internet Protocol) maupun non-IP untuk selanjutnya kapasitas tersebut dapat terus ditingkatkan sebagai antisipasi kebutuhan bandwidth yang besar pada masa mendatang. JAKABARE memiliki empat titik pendaratan di masing-masing pulau, yaitu Tanjung Pakis (Karawang, Jawa Barat), Sungai Kakap (Pontianak, Kalimantan Barat), Tanjung Bemban (Batam), dan Changi (Singapura). “Jaringan serat optik tersebut nantinya dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. "Semua serat optic,” kata Divisi Head Marketing and Sales Support Kalimantan, Djoko Poerwadianto.

Tujuan utama dari dibangunnya JAKABARE ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan bandwith yang tinggi untuk layanan komunikasi, baik data, suara maupun video sehingga mampu menunjang segala kebutuhan komunikasi yang mendukung sektor bisnis di era perdagangan bebas saat ini. Selain itu, JAKABARE juga berfungsi sebagai back up dengan jaringan kabel laut lain yang sebelumnya telah dimiliki oleh Indosat, di Sea-Me-We 3, APCN, dan Trans Sumatera.

Media serat optik ini menghubungkan hampir seluruh propinsi di Indonesia dengan kapasitas terpasang mencapai 2,5 Gbps hingga 10 Gbps, menggunakan teknologi WDM (Wave-length Division Multiplexing). Infrastruktur serat optik Indosat juga terhubung langsung ke IP based platform, sehingga memiliki kemampuan koneksi ke berbagai layanan dengan tingkat efisiensi yang tinggi serta dapat menjamin ketersediaan (availability) jaringan.
Untuk lebih memperkenalkan system layanan komunikasi yang dimiliki, Indosat menggelar acara press gathering ke Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) di Ancol. Acara ini di buka oleh Chief of Marketing Officer Indosat, Guntur S. Siboro di Kantor Pusat PT Indosat Tbk, Jakarta. Kegiatan yang diikuti oleh sejumlah jurnalis di region Kalimantan ini di gelar sejak 12-14 November 2009.

Dalam sambutannya Guntur mengatakan jaringan JAKABARE Indosat dapat memberikan layanan dan solusi komunikasi terpadu yang dinamakan ICS (Indosat Corporate Solution). Layanan ini yang dikemas secara khusus sesuai kebutuhan pelanggan korporat.

Adapun jasa yang dilayani ICS antara lain IPLC (International Private Leased Circuit) atau dikenal dengan IWL (Indosat World Link), yaitu sewa jaringan internasional yang menghubungkan Jakarta dengan Singapore atau Batam dengan Singapore, jasa INP (Internet Network Provider), yaitu koneksi internet internasional untuk pelanggan ISP, Jasa INL (Indosat National Link) atau sewa jaringan domestik untuk koneksi Jakarta–Pontianak, Jakarta–Batam dan Pontianak–Batam serta jasa berbasis MPLS yang terdiri dari tiga layanan Premium Ethernet Point to Point (Virtual Leased Line), Premium Ethernet Multipoint (VPLS) dan IPVPN. “Dengan tekad menciptakan value chain yang kuat, Indosat bersama semua mitra kerjanya akan bersama-sama mencdrong terwujudnya masyarakat Indonesia yang produktif,” paparnya.(bersambung)