Rabu, 23 Juni 2010

Kondom Dari Masa ke Masa

Dari catatan sejarah, kondom telah digunakan sejak beberapa ratus tahun lalu. Sekitar tahun 1000 sebelum Masehi orang Mesir kuno menggunakan linen sebagai sarung penganan untuk mencegah penyakit.

Pada tahun 100 sampai tahun 200 Masehi bukti awal dari pemakaian kondom di Eropa datang dari lukisan berupa pemandangan gua di Combrelles, Prancis.

Tahun 1500-an untuk pertama kali dipublikasikan deskripsi dan pencobaan alat mencegah penyakit berupa kondom di Italia. Ketika itu Gabrielle Fallopius mengklaim menemukan sarung terbuat dari bahan linen dan itu diuji coba pada 1.100 lelaki sebagai kondom. Dari percobaan itu tak satu pun dari mereka yang terinfeksi penyakit sifilis. Penemuan membuktikan bahwa kain linen itu bermanfaat mencegah infeksi. Tetapi, di kemudian hari kondom dikenal sebagai alat mencegah kehamilan. Itu diawali dari percobaan terhadap kain linen yang dibasahi dengan cairan kimia tahun 1500-an. Ketika linen direndam dalam cairan kimia kemudian dikeringkan dan dikenakan pria maka kain itu bisa mematikan sperma.
Tahun 1700-an, kondom dibuat dari usus binatang. Perubahan bahan itu membuat harga kondom menjadi lebih mahal dibanding dengan kondom dari bahan linen. Ketika itu kondom dikenal sebagai ‘baju baja melawan kesenangan dan jaring laba-laba mencegah infeksi.’ Kondom tipe itu dipakai secara berulang.

Tahun 1894, Goodyear dan Hancock mulai memproduksi kondom secara massal terbuat dari karat yang divulkanisasi untuk membalikkan karet kasar ke elastisitas yang kuat. Tahun 1861 untuk pertama kali kondom dipublikasikan di Amerika Serikat di surat kabar The New York Times. Tahun 1880 kondom dibuat dari lateks, tetapi pemakaiannya secara luas baru tahun 1930-an.

Tahun 1935 sebanyak 1.5 juta kondom diproduksi setiap hari di Amerika Serikat.

Kemudian tahun 1980-an dan 1990-an pasaran kondom di Amerika Serikat didominasi pabrik kondom setempat. Baru tahun 1987 kondom produksi Jepang dengan merek Kimono memasuki pasar Amerika. Kondom tersebut lembut tipis dan iklannya pun menekankankan bahwa kesenangan sama pentingnya dengan pencegahan.

Tahun 1990-an muncul beragam jenis kondom dan juga untuk pertama kali tersedia kondom polyurethane. Tahun 1993 produksi tahunan kondom lateks mencapai 8,5juta miliar. (http://benbodo.blogdetik.com/2008/05/09/sejarah-kondom/)





Selasa, 22 Juni 2010

Sejarah Kondom


Kini kondom selain untuk mencegah kehamilan, berfungsi untuk mencegah penularan penyakit kelamin atau penyakit HIV / AIDS. Bagaimana awal mula ditemukannya kondom?
Belum jelas dari mana kata 'kondom' berasal. Ada yang menduga, kata kondom berasal dari:
- sebuah kota bernama Condom yang terletak di provinsi Gascony, sebelah Barat Daya Perancis. Pria-pria di kota ini terkenal dengan sifatnya yang menyukai seks, kurang sabar dan gampang marah.
- Dr. Condom, seorang dokter dari Inggris yang bergelar Pangeran. Pertengahan tahun 1600 mula-mula mengenalkan corong untuk menutupi penis untuk melindungi Charles II dari penularan penyakit kelamin.

Sejarah menunjukkan:

- Orang-orang Roma, mungkin juga Mesir menggunakan kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai "sarung". Kondom primitif ini digunakan bukan untuk mencegah kehamilan, tapi menghindari penyakit kelamin.
- Gabriello Fallopi, dokter dari Italia (hidup pada abad ke-17 yang pertama kali menjelaskan dua tabung pipih yang membawa sel telur dari ovarium ke uterus. Ia dikenal sebagai bapak kondom, karena pada pertengahan tahun 1500 ia membuat sarung linen yang berukuran pas (fit) di bagian penis dan melindungi permukaan kulit.
- Kondom di abad 17 berbentuk tebal dan dibuat dari usus binatang seperti ikan atau bahan linen yang licin. Namun kondom dianggab mengurangi kenikmatan seksual dan tidak selalu manjur mencegah penularan penyakit.
- Beberapa bahan dicoba untuk membuat kondom:
. Kondom karet: muncul di tahun 1870. Pada masa itu, kondom karet sangat mahal dan tebal. Para penggunanya disarankan untuk mencucinya sebelum dan setelah hubungan seksual. Pemakaian boleh sampai karetnya bocor atau pecah.
. Kondom latex: Jauh lebih tipis, steril. Mulai diperkenalkan tahun 1930-an. Beberapa kondompun didesain dalam bentuk lonjong dan efek menggelitik untuk kepuasan wanita. Kondom generasi ini sudah memiliki tudung atau menampung sperma sehingga lebih nyaman bagi pria dan aman untuk wanita.
. Kondom polyuretan: Kondom versi terakhr, bahannya lebih tipis dari latex, lebih kedapdan anti bocor serta memiliki pelumas. Kondom baru ini dianggap ideal untuk pria dan aman untuk wanita yang alergi terhadap latex.
Meskipun Anda pemakai kondom, saya yakin tidak semua dari Anda memikirkan riwayat kondom hingga seperti sekarang ini!
Diterbitkan di Kompas: April 04, 2010

Cool......

Jazz

Met ultah Jakarta

Melihat Sentra Kerajinan di Rajapolah

Masyarakat Tasikmalaya sepertinya memiliki kearifan local dalam memanfaatkan sumber daya alam. Lewat pengembangan daya kreativitas yang tinggi, para pengrajin disana berhasil menciptakan aneka produk kerajinan tangan yang bernilai artistik. Dan yang lebih membangkakan lagi, karya mereka kini telah mengisi pasar ekspor luar negeri .

Pringgo—Rajapolah

SETELAH mengunjungi work shop bordir Komalasari, di kecamatan Cisayong, Tasikmalaya, rombongan Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak langsung bertandang ke sentra kerajinan rakyat di Rajapolah. Disana, para pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak diajak untuk melihat dari dekat aneka produk kerajinan rakyatn yang di pasarkan di beberapa gerai kerajinan. Kunjungan ke sentra kerajinan Rajapolah ini disampingi di pandu oleh Camat Rajapolah, A. Lily Pata.

Kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak, Hj. Erlina Ria Norsan SH.MH, Pata menerangkan tentang pola kemitraan yang dibangun antara para pengrajin, pemda, pihak swasta dan pihak perbankkan. Menurutnya, sebagian besar pengrajin di Rajapolah telah mendapat bimbingan teknis tentang peningkatan mutu barang. Untuk pengembangan modal usaha, mereka mendapat bantuan dari pihak swasta serta bank daerah.

Beberapa produk kerajinan yang di hasilkan oleh para pengrajin di Rajapolah antara lain aneka jenis anyaman; payung tradisional; serta kelom geulis. Pangsa pasar untuk produk kerajinan ini mencakup Negara Eropa, Amerika, Timur Tengah serta Asia. “Melalui program kemitraan yang ada, kita berhasil meningkatkan produktifitas penduduk serta menyerap banyak tenaga kerja,” terang Pata.

Soal harga, secara umum terbilang murah. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi, semua kerajinan rakyat yang dipasarkan berkualitas ekspor. Beberapa jenis kerajinan yang laris manis di pasar domestic maupun mancanegara antara lain aneka perabot rumah tangga berbahan baku tempurung kelapa, daun pandan, mending; aneka tas; kelom geulis, payung tradisional, pajangan, mainan anak, dan masih banyak lagi yang lain.

Mendengar pemaparan tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak, Hj. Erlina Ria Norsan SH.MH mengaku sangat terkesan. Pihaknya berkeinginan untuk mencoba mengembangkan produk kerajinan rakyat melalui program pemberdayaan perempuan. Dengan menjalin kerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdangan dan Koperasi, Dekranasda, Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga serta bank daerah, dirinya yakin hal itu dapat terwujud. “Melalui pelaksanaan program pelatihan , peningkatan mutu, serta bantuan permodalan yang cukup, saya yakin kita (kabupaten Pontianak) bisa menjadi salah satu sentra penghasil kerajinan rakyat di Kalimantan Barat,” imbuhnya perempuan yang saat ini masih aktif sebagai Kepala Seksi Perdata Bidang Datun di Kejaksaan Tinggi Kaliantan Barat ini.

Ditilik dari sumber daya alam yang ada, kabupaten Pontianak, khususnya Mempawah, sebenarnya tidak kalah dengan kabupaten Tasikmalaya. Semua kemurahan alam tersedia disana. Namun sayang, anugerah tersebut belum di manfaatkan dengan maksimal. Untuk bisa memanfaatkan potensi tersebut, Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak akan mengajak seluruh komponen pembangunan yang ada di daerah untuk bersama-sama membangun kreatifitas dalam mengolah serta memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang tersedia.

Agar karya yang di hasilkan memiliki nilai jual yang tinggi, Erlina meminta kepada para pelaku usaha untuk pintar membaca kemauan pasar. Pola kerja seperti ini sepertinya telah lama di jalankan oleh para pengrajin di Rajapolah. “Saya melihat pengrajin disini telah mampu membaca peluang dan kemauan pasar. Mereka tahu betul tentang konsep back to nature yang sejak lama di jalankan oleh masyarakat dunia. Dengan memproduksi aneka barang yang ramah terhadap lingkungan, secara tidak langsung para pengrajin telah membantu menyelamatkan bumi,” terangnya. (bersambung)

Melihat Perkembangan Usaha Bordir Tasik

Sudah sejak lama Kota Tasikmalaya terkenal dengan industri bordir. Usaha rumah tangga ini berkembang pesat berkat adanya perhatian dari pihak pemerintah dan swasta. Berkat dukungan dari semua pihak, produk bordir Tasikmalaya kini telah di ekspor ke manca Negara. Tertarik akan kemajuan usaha kecil dan menegah tersebut, Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak melakukan kunjungan kerja ke sana.

Pringgo—Tasikmalaya

Usaha kerajinan tangan sepertinya telah menjadi identitas diri bagi kabupaten Tasikmalaya. Hal ini wajar adanya mengingat 40 persen penduduknya hidup dari kerajinan tangan dan industri. Melalu tangan-tangan trampil nan cekatan, sejumlah kreatifitas telah di tuangkan dalam bentuk produk kerajinan, seperti anyaman dari bambu, pandan dan mending; bordir; kelom geulis; payung tradisional; batik tulis dan sutra alam.

Khusus untuk kerajinan bordir, pangsa pasar dalam negrinya telah tersebar di seluruh Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Lombok, Menado, Ujung Pandang, Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak, Medan, Riau, dan lain-lainnya. Produk kerajinan ini juga menembus pasar ekspor. Beberapa Negara yang menjadi pasar bordir Tasik antaran Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Mesir, dan negara-negara Timur Tengah, Australia, Kanada, AS, Prancis, New Zealend, Inggris, Jerman. Meluasnya pasar bordir tidak terlepas dari harga bordir Tasik yang relatif murah, namun kualitasnya cukup bagus dan bisa diandalkan.

Pemaparan ini tersaji secara gambling saat rombongan Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak bersilaturahmi dengan pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Tasikmalaya, di Aula Gedung Sekretariat PKK Kabupaten Pontianak, 17 Juni lalu. Rombongan disambut dengan penuh keakraban oleh Hj. Al Fatimah Hidayat, Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Pontianak, mewakili Hj. M. Rohmiati Tatang. FH, Ketua TP PKK Kabupaten Pontianak yang kebetulan berhalangan untuk hadir.

Dalam penjelasannya, Fatimah mengungkapkan selain focus pada industri kerajinan tangan, warga masyarakat kabupaten Tasikmalaya, khususnya kaum perempuan, juga mengusahakan produksi makanan riangan. Produk home industries ini meliputi sale pisang, gula aren, dodol sirsak, dodol salak, manisan papaya, berbagai keripik dan lain sebagainya.

Untuk industri bordir Tasik, produksinya tersebar di 24 desa 12 kecamatan. Dari usaha kecil dan menegah ini, setidaknya mampu menyerap lebih tenaga kerja lebih dari tiga puluh ribuan orang pekerja. Usaha bordir Tasik ini kebanyakan berada di Kota Tasikmalaya, Kecamatan Cibeureum, Cikalong, Cikatomas, Cipatujah, Cipedes, Kawalu, Karangnunggal, Leuwisari, Manonjaya, Salopa, Sodonghilir, dan Sukaraja.

Mendengan pemaparan tentang kemajuan industri bordir Tasik tersebut, Ketua TP PKK Kabupaten Pontianak, Hj. Erlina Ria Norsan, SH.MH kemudian mengajak serta anggotanya untuk meninjau salah satu work shop bordir Tasik. Adapun tempat yang di tuju adalah Komalasari Bordir, di kecamatan Cisayong, Tasikmalaya. Usaha ini kepunyaan dari Hj. Komalasari, seorang pengusaha bordir tasik yang sukses. Turut serta dalam kunjungan tersebut Wakil Ketua I dan pengurus TP PKK Kabupaten Tasikmalaya; serta sejumlah pejabat di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya.

Kepada salah seorang pengrajin bordir, Erlina bertanya tentang cara pembuatan motif bordir. Mendapat pertanyaan yang demikian, si pengrajin pun menjelaskan secara panjang lebar. Menurut dia, daya tarik dari bordir Tasik terletak pada teknik bordirnya. Tidak seperti bordiran kebanyakan, bordir Tasik lebih cendrung menggunakan teknik bordir modern. Motifnya juga sangat beragam, ada motif serangga, bunga, abtrak, dan lain sebagainya.

Mamat Rakhmad, penyuluh lapangan dari di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, menambahkan selain memproduksi bordir, para pengusaha bordir juga membuka program pelatihan bordir. Setiap peserta pelatihan akan di beri ilmu pengetahuan tentang teknik bordir serta cara melakukan servis ringan pada mesin bordir. Melalui oprogram pelatihan ini, di harapkan para peserta tidak hanya mahir membordir, tetapi juga mampu memperbaiki kerusakan ringan pada mesin bordir. Untuk meningkatkan volume produksi, para pengusaha bordir juga mendapat bantuan pinjaman dana pembinaan dari pemda maupun pihak swasta, khususnya bank daerah. (bersambung)

Cerdas Bersama Lele

MEMPAWAH—Agar menjadi cerdas, otak sangat perlu asupan protein dan vitamin yang cukup. Untuk memenuhinya, para ahli gizi menyarankan agar kita disarankan untuk banyak makan ikan. Gerakan gemar makan ikan ini sejak lama dilaksanakan di Jepang. Hasilnya sangat nyata. Kecerdasan anak-anak Jepang terbilang diatas rata-rata.

Untuk bisa tumbuh cerdas seperti itu, seluruh anggota PKK di himbau untuk dapat menyediakan menu masakan olahan, berbahan dasar ikan. Tak perlu bingung dalam memilih jenis ikan. Semua jenis ikan itu memiliki kandungan gizi yang tinggi. Salah satunya adalah ikan lele.

“Lele itu tergolong bahan makanan dengan kandungan lemak yang relatif renda, namun memiliki kandungan mineral yang relatif tinggi,” terang Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak. Hj. Erlina Ria Norsan SH.MH, usai menghadiri pembukaan Festival Raya Lele Nusantara di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Sabtu (19/6) lalu. Acara tersebut dibuka oleh Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono.

Sedikit mengutip sambutan Ibu Negara, di Jepang kaum ibu telah sejak lama memperkenalkan menu masakan dari ikan kepada balitanya. Kebiasaan gemar mengkonsumsi ikan itu ternyata terus di pertahankan hingga anak-anak tumbuh dewasa. Di Indonesia sendiri, gerakan gemar makan ikan sebenarnya telah lama di kembangkan. Untuk membangkitkan minat masyarakat, Ibu Negara berpesan agar event seperti ini (Festival Raya Lele Nusantara, red) dapat terus di kembangkan di level provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.

Lele dapat menjadi bahan dasar pembuatan abon, kerupuk, bakso, sosis, dan lain sebagainya. Dan yang lebih menggembirakan lagi, sejumlah hotel berbintang kini telah menyajikan menu hidangan dari ikan lele.

Menindak lanjuti himbauan Ibu Negara, Erlina mengajak seluruh anggota PKK se-kabupaten Pontianak untuk mensukseskan gerakan gemar makan ikan, terutama ikan lele. Kenapa lele? Karena ikan lele termasuk jenis ikan yang mudah diperoleh, murah harganya dan gampang di kembangbiakan. Di daerah Jawa, para petani memelihara ikan lele di sawah. Ikan lele bermanfaat memberantas hama padi, berupa serangga air. Bagi ibu hamil, ikan lele membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena rendah lemak. “Saya yakin, jika anak-anak kita di sudah gemar makan ikan sejak usia dini, maka saat dewasa mereka akan merasakan manfaatnya untuk kesehatan dan kecerdasaan,” ujar Erlina.(go-Humas PKK Kabpon)