Catatan Pringgo—Pontianak
Bagi mereka yang ingin segera terbebas dari keluhan yang dialami, disarankan untuk meminum Liang Tie hitam, dua sampai tiga helas sehari. Di sebut Liang Tie hitam karena minuman berkhasiat ini memang berwarna gelap, mirip air kopi. Selain warnanya yang pekat, rasanya pun cukup pahit. Menurut Akuwang, rasa pahit ini hadir dari rebusan ramuan tradisional berkhasiat, seperti daun sabiroto, brutowali, pasak bumi, temu lawak dan lain sebagainya.
Biasanya, mereka yang minum segelas Liang Tie pahit akan segera meraskan khasiatnya. Kringat akan langsung keluar. Setelah itu, badan akan terasa segar dan bugar. Minuman Liang Tie pahit sangat cocok bagi mereka para pekerja keras yang selalu ingin kondisi kesehatannya dalam keadaan prima. “Karena harganya yang sangat terjangkau, maka penggemar Liang Tie ini datang dari berbagai kalangan dan usia,” terangnya sembari melayani sejumlah pembeli.
Untuk mereka yang tidak tahan rasa pahit, Akuwang telah menyiapkan Liang Tie manis. Tidak seperti Liang Tie pahit, warna Liang Tie manis ini mirip dengan air seduan teh. Baunya pun wangi. Liang Tie manis ini di buat dari bahan-bahan alami yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti daun kamboja atau fung si shien. Menurut kepercayaan para leluhur, air rebusan daun kamboja ini berkhasiat mengembalikan energi yang hilang setelah seharian berkativitas.
Mengingat tingginya manimo masyarakat terhadap permintaan minuman Liang Tie, mau tidak mau Akwuang harus berjualan siang dann malam. Khusus untuk berjualan malam hari, Akuwang mempercayakannya kepada abang kandungnya, Afong (40). Dari hasil berjualan Liang Tie ini, keluarga kakak beradik Akuwang dan Afong dapat hidup layak. Pekerjaan warisan dari ayahandanya ini ternyata mampu menopang keburuhan ekonomi keluarga. “Dulu ketika masih remaja, saya memang menganggap remeh usaha orangtua ini. Dimata saja, berjualan Liang Tie tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup. Tapi, seiring waktu pandangan tersebut mulai berubah. Saya baru merasakan manisnya rejeki dari Liang Tie setelah mencoba menjalankan usaha ayah ini,” ungkap Akuwang yang setiap hari mangkal di Jalan Tanjungpura ini.
Selain berjualan Liang Tie, Akuwang juga berjualan es kacang hijau dan aneka panganan ringan dari talas. Untuk bisa berjualan setiap pagi, Akuwang mengaku telah mempersiapkan dagangannya sejak subuh hari. Dengan di bantu istri tercinta, Akuwang mulai merebus ramuan pembuan Liang Tie. Jika semuanya telah siap, maka Akuwang pun siap berjuang meraih peruntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar