Rabu, 12 Maret 2008

Dibalik Perayaan Cap Go Meh di Tahun Imlek 2559

Meraih Kebahagiaan di Tahun Tikus Tanah

Menurut perhitungan penanggalan bulan, Imlek 2559 ini merupakan tahun ‘Tikus Tanah’. Dalam 12 deret shio yang ada, tikus berada pada urutan pertama. Sebagian masyarakat Tionghoa percaya bahwa orang-orang yang terlahir di tahun tikus ini diramalkan akan menjadi seniman kehidupan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Catatan Pringgo—Sungai Pinyuh


DALAM astrologi Tiongkok kuno, setiap awal perhitungan tahun selalu ditentukan dengan satu tanda binatang. Tidak seperti dengan pandangan dunia barat, sifat dari tanda bintang atau zodiac selalu mengalami perubahan. Untuk tahun Imlek 2559 yang bertepatan dengan tahun 2008 Masehi, masyarakat Tiongkok menamainya dengan tahun Tikus Tanah.
Di tanah Tiongkok, tikus dianggap sebagai mahluk yang selalu aktif dan energik. Kendati tangkas, namun dia tidak bisa melakukan perencanaan secara jelas dan mendetail. Tikus lebih senang menggunakan kekayaan intelektual dan tetap optimis serta percaya diri dalam menyelesaikan segala bentuk persoalan.

Menurut pandangan Atong, penjaga Pekong Sam Sing Kiung atau Vihara Tri Dharma Bhakti di kecamatan Sungai Pinyuh, dalam kehidupan sosial tikus memiliki kehangatan yang amat besar, terutama kepada keluarganya. Tikus tanah mengandung makna musim semi, pembaharuan, inovasi, pertumbuhan dan kemajuan. Oleh karenanya, unsur elemen tanah terasa begitu kental melekat padanya. “Tahun ini seluruh masyarakat berharap hal-hal yang bagus untuk kesuksesan dalam pekerjaan, kepindahan rumah tinggal dan berdirinya sebuah perkongsian baru,” terangnya.

Sebagai bentung pengharapan, tak sedikit warga masyarakat Tionghoa yang tinggal di kecamatan Sungai Pinyuh dan sekitarnya memanjatkan doa kepada tiga dewa di Pekong Sam Sing Kiung. Tiga dewa yang menjadi pengharapan itu adalah Dewa Penjaga Laut atau Shin Mu Nyiong, Dewi Kesuburan atau Kwan Im dan Dewa Kemakmuran atau Choi Sin. “Melalui ritual pembakaran hio serta Chin Thin (tiruan uang kertas), para jemaat berharap para dewa yang bersemayam di Pekong Sam Sing Kiung,” ungkapnya sembari terus melipat Chin Thin.

Dalam tahun tikus tanah ini, Atong warga masyarakat Tionghoa harus percaya bahwa tahun baru Imlek akan membawa semangat serta pikiran yang baru. Ibarat kertas putih, tahun baru Imlek merupakan awal dari sebuah penulisan sejarah di babak kehidupan yang baru. “Kita berharap, di tahun Imlek 2559 ini Tikus (shio Tikus) dapat menjadi perlambang kecerdasan dan keuletan dalam mencari rezeki,” pintanya.

Tidak ada komentar: