Pusaka Keraton Amantubillah Berusia Ratusan Tahun Bakal di Pamerkan
Tahun ini ada yang berbeda di acara napak tilas berdirinya Keraton Amantubillah Mempawah. Selain tetap mengedepankan prosesi Robo-Robo, panitia berencana menggelar pameran aneka senjata pusaka Keraton Amantubillah Mempawah. Acara ini sedianya akan dilaksanakan di Keraton Amantubillah Mempawah, 24-25 Februari 2009.
Catatan Pringgo—Pontianak
SEPERTI diungkapkan Syaipul Ansyarie SKom, Ketua Panitia Napak Tilas Berdirinya Keraton Amantubillah Mempawah, pameran benda-benda pusaka ini terbilang langka. Rata-rata, umur benda-benda bernilai sejarah tinggi itu mencapai ratusan tahun. Meski usianya sudah sangat tua, namun benda-benda bersejarah tersebut kondisinya tertap terawat dengan baik.
Adapun benda-benda pusaka yang akan di pamerkan antara lain meriam Si Gondah dan Ratu Mas, keris dan tombak Opu Daeng Manambon, keris Daeng Mataku, tongkat Ratu Mas, tombak Tan Kafie, tombak San Po Kong yang dipakai Panglima Lau Tai Pha, keris Syeh Yusuf, mandau Panglima Ungie, mandau Panglima Idikonyan, pedang Pagar Ruyung, pedang Ranggalawe, pedang Pakubuono V, pedang Samber Nyowo dan masih banyak lagi yang lain. Selain senjata pusaka, turut serta di pamerkan aneka jenis alat musik antik seperti gong, kenong, serta bonang; dan aneka busana kebesaran keraton beserta laskar.
Sehari sebelum di pamerkan, seluruh benda pusaka dibawa keliling kota. Kirab pusaka Keraton Amantubillah Mempawah ini dilakukan untuk memperkenalkan benda-benda pusaka yang ada kepada masyarakat sehingga menumbuhkan sense of belonging akan aset budaya yang dimiliki. Peserta kirab adalah pihak kerabat keraton, laskar dan unsur masyarakat lainnya. Rencananya, kirab pusaka akan di laksanakan pada pukul 08.00WIBA sampai dengan selesai.
Sore harinya, seluruh pusaka akan di bersihkan. Ritual pembersihkan benda pusaka ini akan dilaksanakan pukul 15.30WIBA sampai dengan selesai. Tujuan dari pembersihan alat-alat pusaka ini semata-mata hanya untuk memelihara dan merawat barang-barang pusaka agar tetap terjaga keasriannya
Malam harinya, acara dilanjutkan dengan tahlilan dan Yasinan, mengenang wafatnya Opu Daeng Manambon. Acara ini dilaksanakan padadi Keraton Amantubillah Mempawah, mulai pukul 19.00WIBA sampai dengan selesai. Ke esokkan harinya (Selasa, 24/2), di gelar acara ziarah ke makam Opu Daeng Menambon, di Sebukit Rama. Acara ini sedianya akan di laksanakan pada pukul 08.00WIBA. Selesai berziarah, akan ada penganugerahan gelar kehormatan kepada paratokoh yang dinilai telah berjasa bagi Kesulatanan Amantubillah Mempawah. Sebagai penutup, masyarakat akan diajak makan saprahan bersama keluarga besar Keraton Amantubillah Mempawah.
Besok paginya (Rabu,25/2), akan di laksanakan acara makan syafar. Kegiatan ini merupakan suatu tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Mempawah dan sebagian masyarakat Kabupaten Pontianak. Acara makan bersama ini akan dipusatkan di halaman Keraton Amantubillah Mempawah. Sebelum mulai makan, aka nada pembacaan doa tolak bala. “Sekitar pukul 10.00WIBA, kita akan melaksanakan acara buang-buang di Muara Kuala Mempawah. Acara ini dimaksudkan untuk mengenang kedatangan Opu Daeng Manambon di tanah Mempawah,” terangnya.
Mengingat acara napak tilas berdirinya Keraton Amantubillah Mempawah sarat akan kandungan nilai-nilai moral serta sejarah, panitia mengajak semua pihak, baik yang ada di kabupaten/kota maupun provinsi untuk bersama-sama mensukseskan agenda wisata tahunan ini. Hal ini tentu erat kaitannya dengan suksesi tahun kunjungan wisata Kalbar 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar