Analisis social politik ini menurut Suryansah sebenarnya sudah bisa di baca saat pelaksanaan pemilu dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, dia melihat ada sebuah kepuasan semu yang tampil dalam setiap kampanye akbar. Sorak sorai dukungan yang di kumandangkan oleh massa yang menghadiri kampanye terbuka ternyata tidak lebih dari ungkapan suka cita belaka.
Masyarakat yang hadir di kampanye akbar sepertinya lebih mengejar unusur hiburan ketimbang menyimak visi dan misi parpol. Keadaan yang demikian jelas menjadi sebuah kerugian besar bagi para parpol dan caleg. Puluhan bahkan mungkin ratusan juta rupiah uang yang di gunakan parpol atau caleg untuk berkampanye akbar akan menguap begitu saja tanpa jelas hasilnya.
“Saya melihat, sudah bukan zamannya lagi parpol menggelar rapat akbar atau kampanye terbuka dengan melibatkan banyak massa.Tindakan yang demikian hanya memperbesar ongkos politik saja,” katanya kepada Pontianak Post, Kamis (19/3) kemarin.
Mengapa hal tersebut di golongkan sebagai pemborosan? Jawabnya karena masyarakat kini telah cerdas dalam menentukan pilihan. Kemajuan teknologi informasi ternyata sudah lebih dari cukup dalam hal memberikan pencerahan politik. Bagaimana tidak. Dalam setiap kesempatan media cetak maupun elektronik senantiasa memberitakan berbagai hal seputar perkembangan politik terkini. Jadi, kalau pun ada warga masyarakat yang hadir dalam kampanye terbuka, mereka cendrung ingin memperoleh hiburan semata. Maklum saja, yang di tampilkan Parpol di pentas kampanye adalah para artis. Analisis seperti ini menurut Suryansah terasa semakin mendekati kenyataan manakala saat ini ada banyak artis yang bergabung di sejumlah parpol. “Bagi pihak parpol, bergabungnya para selebritis tersebut jelas mendatangkan nilai lebih. Salah satunya tentu saja acara kampanye akan menjadi ramai oleh masyarakat yang ingin menyaksikan artis idolanya manggung,” ungkapnya.(go)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar