Selasa, 13 Oktober 2009

BPBD Kalbar Kembangkan Sistem Deteksi Dini

PONTIANAK---Maraknya bencana alam yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir ini mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat untuk mengembangkan sistem deteksi dini (early warning system), berbasis informasi teknologi (IT). Kerja bersama yang akan melibatkan sejumlah instansi terkait ini rencananya dimulai awal tahun depan.

Seperti di ungkapkan Kepala BPBD Kalbar, Ir Tri Budiarto, Kalimantan Barat tergolong daerah yang rawan akan bencana alam, seperti banjir, asap, angin kencang serta tanah longsor. Untuk mencegah serta menghindari dampak dari bencana alam yang datang setiap tahunnya itu, mulai tahun depan pihaknya mulai membentuk sistem deteksi dini yang di susun dengan memperhatikan ketersediaan sistem komunikasi terpadu.

Komunikasi terpadu dalam sistem deteksi dini pada bencana alam ini mencakup dua aspek penting, yakni data komunikasi (upstream) dan komunikasi informasi (downstream). Data komunikasi (upstream) merupakan sistem komunikasi yang dapat mendukung ketersediaan informasi atau data sehingga dapat dengan cepat dan akurat sampai di tingkat pusat pengolahan data. Melalui ketersediaan data komunikasi yang falid, setiap instansi nantinya dapat dengan mudah berkomunikasi dan berbagi informasi secara cepat tampa hambatan.

Untuk bagian komunikasi informasi (dowstream), kata Tri Budiarto kepada Pontianak Post, penyampaian peringatan dini akan di sampai kepada pihak yang berwenang dan masyarakat, bagaimana keterkaitan antara pusat dan daerah dalam penyampaian peringatan dini serta bagaimana kesiapan semua pihak baik di pusat, di daerah maupun di masyarakat dalam menindaklanjuti peringatan dini ini.

Cakupan kegiatan downstream ini mulai dari mitigasi, kesiapan, dan ketanggapan maupun peningkatan kapasitas (institusi, masyarakat, maupun individu) dalam menanggapi peringatan dini tsunami sesuai dengan Prosedur Tetap Sistem Peringatan Dini sampai pada kesiapan masyarakat sendiri dalam menanggapi sistem tersebut. “Dari sekian banyak rencana kerja yang ada, yang terpenting dalam pembangunan sistem deteksi dini terhadap bencana alam ini bagaimana menciptakan social community berbasiskan masyarakat yang sigap dan tanggap dalam membaca tanda-tanda alam,” tegasnya.

Menurut dia, kesadaran dan kesiapan adalah kunci utama dalam menghadapi dan melindungi masyarakat dari ancaman bencana. Sistem peringatan dini yang canggih tidak akan membantu banyak apabila masyarakat serta komponennya tidak siap untuk bertindak saat peringatan itu tiba. Untuk itu peningkatan kesadaran masyarakat dan pendidikan bagi masyarakat harus juga dilaksanakan secara simultan.

Program kesiapan masyarakat dalam hal ini adalah penyiapan masyarakat dan komponen pihak yang berwenang dalam membaca tanda-tanda datangnya bencana alam, kesiapan siagaan, serta teknik meresponsnya. Beberapa kegiatan yang tercakup kegiatan sistem deteksi dini ini meliputi penyusunan prosedur operasi standar pada semua tingkat pemerintah daerah hingga pemuka masyarakat; melakukan model dan contoh-contoh pelaksanaan pelatihan, menggelar simulasi dan prosedur evakuasi, melaksanakan sosialisasi dan penyadaran ke masyarakat melalui materi materi seperti leaflet, brosure dan lain sebagainya.(go)

Tidak ada komentar: