Kategori yang diperlombakan adalah lomba sampan bidar dengan delapan pendayung, sedangkan sampak yang digunakan bedar spesifik khas Sambas yang terbuat dari katu tradisional. Sampan memiliki panjang sekitar 13 meter, dan lebar sampan (bedar) pada garis tengah sekitar 50 cm sampai 60 cm.
Morkes mengatakan lomba ini digelar sebagai upaya memersatukan masyarakat Melayu yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia. Rumpun puak Melayu ini tersebar mulai dari Madagaskar hingga ke Kepulauan Ester di Lautan Pasifik.
Meski terpisahkan, namun mereka tetap bersatu dalam sebuah mozaik peradaban yang unik, plural dan multikultural. Rencananya peserta lomba juga dari negara lain seperti Brunei Darussalam, Singapura, Johor Baru, Penang, Kuala Lumpur, Sabah, Labuan, Sarawak, Filipina, dan propinsi lainnya di Indonesia, serta 14 kabupaten/kota di Kalbar.
Kegiatan ini sejalan dengan latar belakang pembentukan LAMS. LAMS di bentuk dengan mengemban misi mulia, yakni menjadi jembatan dunia Melayu. Untuk bisa membangun peradaban Melayu yang modern, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai warisan luhur Melayu, LAMS ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama merangkai adat dan budaya Melayu. ”LAMS ingin mengembalikan kembali marwah Melayu yang hilang,” kata Morkes. (uni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar