Menurut Morkes, melalui musyawarah Musyawarah Daerah (Musda) pada 18 - 20 November mendatang, partai berlambang pohon beringin ini memiliki kesempatan untuk melakukan rekonsiliasi maupun rekonstruksi. Hal ini diperlukan agar partai tidak terpecah belah.
Selain itu, rekonsiliasi dan rekonstruksi juga merupakan program dari DPP. Kadang ada kecenderungan ini orang siapa. Padahal itu hanya saat pemilihan Ketua Umum Golkar saja. ”Setelah itu harus selesai, jika tidak akan terpecah belah. Sekarang berkembang di Golkar seperti itu,” kata Morkes.
Selama Morkes memimpin sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Ketapang, perolehan suara dalam pemilihan umum tidak pernah goyah. Bahkan cenderung terus meningkat. Morkes mengatakan kunci dari kepemimpinannya adalah kepedulian sang ketua kepada konstituen. ”Harus dilihat sejauh mana kepeduliannya. Saya orangnya ya seperti ini. Bisa bertemu siapa saja di warung kopi. Kadang sampai lupa kalau saya adalah bupati. Memang karakternya,” kata Morkes sambil tertawa.
Ia menambahkan hal penting yang perlu diingat adalah Golkar sebagai partai kerakyatan dan jangan ditinggalkan rakyat. Terkait pencalonan setiap Ketua DPD Partai Golkar Kalbar sebagai gubernur, menurut Morkes, bukan persoalan kalah atau menang. ”Seperti kata orang Aceh: Bukan soal memang atau kalah tetapi berani melawan. Berarti kita ada,” timpalnya. (uni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar