Selasa, 22 Juni 2010

Melihat Sentra Kerajinan di Rajapolah

Masyarakat Tasikmalaya sepertinya memiliki kearifan local dalam memanfaatkan sumber daya alam. Lewat pengembangan daya kreativitas yang tinggi, para pengrajin disana berhasil menciptakan aneka produk kerajinan tangan yang bernilai artistik. Dan yang lebih membangkakan lagi, karya mereka kini telah mengisi pasar ekspor luar negeri .

Pringgo—Rajapolah

SETELAH mengunjungi work shop bordir Komalasari, di kecamatan Cisayong, Tasikmalaya, rombongan Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak langsung bertandang ke sentra kerajinan rakyat di Rajapolah. Disana, para pengurus Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak diajak untuk melihat dari dekat aneka produk kerajinan rakyatn yang di pasarkan di beberapa gerai kerajinan. Kunjungan ke sentra kerajinan Rajapolah ini disampingi di pandu oleh Camat Rajapolah, A. Lily Pata.

Kepada Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak, Hj. Erlina Ria Norsan SH.MH, Pata menerangkan tentang pola kemitraan yang dibangun antara para pengrajin, pemda, pihak swasta dan pihak perbankkan. Menurutnya, sebagian besar pengrajin di Rajapolah telah mendapat bimbingan teknis tentang peningkatan mutu barang. Untuk pengembangan modal usaha, mereka mendapat bantuan dari pihak swasta serta bank daerah.

Beberapa produk kerajinan yang di hasilkan oleh para pengrajin di Rajapolah antara lain aneka jenis anyaman; payung tradisional; serta kelom geulis. Pangsa pasar untuk produk kerajinan ini mencakup Negara Eropa, Amerika, Timur Tengah serta Asia. “Melalui program kemitraan yang ada, kita berhasil meningkatkan produktifitas penduduk serta menyerap banyak tenaga kerja,” terang Pata.

Soal harga, secara umum terbilang murah. Dan yang tidak kalah pentingnya lagi, semua kerajinan rakyat yang dipasarkan berkualitas ekspor. Beberapa jenis kerajinan yang laris manis di pasar domestic maupun mancanegara antara lain aneka perabot rumah tangga berbahan baku tempurung kelapa, daun pandan, mending; aneka tas; kelom geulis, payung tradisional, pajangan, mainan anak, dan masih banyak lagi yang lain.

Mendengar pemaparan tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak, Hj. Erlina Ria Norsan SH.MH mengaku sangat terkesan. Pihaknya berkeinginan untuk mencoba mengembangkan produk kerajinan rakyat melalui program pemberdayaan perempuan. Dengan menjalin kerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdangan dan Koperasi, Dekranasda, Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga serta bank daerah, dirinya yakin hal itu dapat terwujud. “Melalui pelaksanaan program pelatihan , peningkatan mutu, serta bantuan permodalan yang cukup, saya yakin kita (kabupaten Pontianak) bisa menjadi salah satu sentra penghasil kerajinan rakyat di Kalimantan Barat,” imbuhnya perempuan yang saat ini masih aktif sebagai Kepala Seksi Perdata Bidang Datun di Kejaksaan Tinggi Kaliantan Barat ini.

Ditilik dari sumber daya alam yang ada, kabupaten Pontianak, khususnya Mempawah, sebenarnya tidak kalah dengan kabupaten Tasikmalaya. Semua kemurahan alam tersedia disana. Namun sayang, anugerah tersebut belum di manfaatkan dengan maksimal. Untuk bisa memanfaatkan potensi tersebut, Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak akan mengajak seluruh komponen pembangunan yang ada di daerah untuk bersama-sama membangun kreatifitas dalam mengolah serta memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang tersedia.

Agar karya yang di hasilkan memiliki nilai jual yang tinggi, Erlina meminta kepada para pelaku usaha untuk pintar membaca kemauan pasar. Pola kerja seperti ini sepertinya telah lama di jalankan oleh para pengrajin di Rajapolah. “Saya melihat pengrajin disini telah mampu membaca peluang dan kemauan pasar. Mereka tahu betul tentang konsep back to nature yang sejak lama di jalankan oleh masyarakat dunia. Dengan memproduksi aneka barang yang ramah terhadap lingkungan, secara tidak langsung para pengrajin telah membantu menyelamatkan bumi,” terangnya. (bersambung)

Tidak ada komentar: