Senin, 04 Juni 2012
The Great Soekarno
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia yang pertama. Beliau menjabat pada periode 1945 - 1966. Beliau juga terkenal sebagai Penyambung lidah rakyat, karena beliau begitu dekat dengan rakyat. Ia juga berperan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945.
Soekarno terlahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Ia lahir di Surabaya pada 06 juni 1901. Ia merupakan putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Namun karena sebuah sakit yang berkepanjangan, kedua orang tua Soekarno, merubah nama "Koesno Sosrodihardjo" menjadi Soekarno. Namun, taukah Anda bahwa di beberapa Negara barat, nama Soekarno memiliki nama depan, yitu Achmed. Sehingga, orang-orang barat tersebut terbiasa menyebut nama Soekarno dengan Achmed Soekarno.
Soekarno tercatat pernah bersekolah di Eerste Inlandse School. Pada tahun 1911, Soekarno melanjutkan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS). pada tahun 1920, Soekarno lulus dari HBS. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Technisce Hoge School (sekatang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil dan tamat pada tahun 1925.
Selama menempuh pendidikan di HBS, Soekarno pernah bertemu dengan ketua Sarekat Islam yaitu HOS.Tjokroaminoto. Bahkan beliau mengijinkan Soekarno untuk menetap di kediamannya. Soekarno mengikuti berbagai macam organisasi, salah satunya adalah Tri Koro Darmo. Sebuah organisasi yang dibentuk dari Budi Utomo dan pada tahun 1918 mengganti nama menjadi Jong Java (Pemuda Jawa). Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.
Ketika berada di Technisce Hoge School Bandung, Soekarno bertemu dengan sahabat Tjokroaminoto, yaitu H. Sanusi yang juga ketua dari Sarekat Islam. Disanalah ia membuat sebuah orhanisasi bersama dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan juga Dr. Douwes Dekker.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan sebuah organisasi yang bernama Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal terbentuknya Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Sepak terjang Soekarno di PNI dianggap meresahkan bagi Belanda. Akhirnya, pada bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap dan ditahan di penjara Banceuy. Selanjutnya di tahun 1930, Soekarno dipindah ke Sukamiskin. Pada waktu itu ia mengeluarkan sebuah pembelaan (pledoi) yang cukup terkenal, yaitu Indonesia Menggugat (pledoi). Berkat pledoi tersebut, Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan PNI. Pada bulan Agustus 1933, beliau kembali ditangkap dan diasingkan ke Ende, Flores. Ketika ia ditahan di tempat ini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasioanl. Setelah diasingkan ke Ende, Flores, pada tahun 1938 sampai 1942, Ir. Soekarnodiasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru dibebaskan pada masa penjajahan Jepang tahun 1942.
Kegigihan Soekarno dan sepak terjangnya mampu memikat pemerintahan Jepang. Pemerintahan Jepang memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan lain-lain untuk berperan aktif dalam setiap organisasi-organisai dan lembaga-lembaga untuk memikat hati penduduk Indonesia, seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI. Tetapi ada tokoh-tokoh nasional yang masih beranggapan bahwa Jepang adalah fasis yang berbahaya, seerti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin. Soekarno juga aktif dalam usaha untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dasar-dasar pemerintahan Indonesia dan juga merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
Tahun 1943, seorang Perdana Menteri Jepang yang bernama Hideki Tojo mengundan Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesomo ke Jepang. Mereka bertiga disambut dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan pada kesempatan itu, Kaisar Hirohito memberikan Bintang Kekaisaran (Ratna Suci) kpada ketiga tokoh tersebut. Dengan memberikan penghargaan tersebut, sama artinya bahwa ketiga tokoh tersebut dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri.
Pada masa perang revolusi, ada sebuah peristiwa yang terkenal hingga kini yaitu Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.
Pagi harinya pada tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno dan Hatta sudah tidak dapat ditemukan lagi di Jakarta. Mereka sudah dibawa pergi oleh beberapa pemuda, seperti Sukarni, Yusuf Kunto dan Syudanco singgah ke Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak sebelah utara Karawang. mengapa harus Rengasdengklok?, dipilihnya Rengasdengklok sebagai tempat persembunyian yang tepat karena didasarkan pada perhitungan militer. Jika dilihat dari geografis Rengasdengklok cukup terpencil sehingga mudah dideteksi setiap gerakan tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok. Beberapa pemuda kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang siap untuk melawan Jepang, apapun risikonya.
Setelah bertemunya golongan muda yang diwakili Wikana dan golongan tua diwakili oleh Mr. Ahmad Soebardja di Jakarta, mereka mengutus Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardja menuju Rengasdengklok. Sesampainya disana mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs.Moh. Hatta untuk kembali ke Jakarta. Mereka rapat PPKI di kediaman Laksamana Muda Maeda (sekarang museum perumusan teks proklamasi).
Golongan muda dan tua kembali berunding untuk merumuskan dan menyusun teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para penyusun teks proklamasi tersebut adalah Ir. Soekarno, Drs.Moh. Hatta, dan juga Mr. Ahmad Soebardjo. Sedangkan teks proklamasi, ditulis langsung oleh Ir. Soekarno sendiri.
Sementara itu, diruang depan juga hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni turun menyumbang ide agar Ir. Soekarno dan Drs.Moh. Hatta yang menandatangani teks proklamasi itu. Setelah berhasil dirumuskan, teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik.
Pagi harinya 17 Agustus 1945, di kediama Soekarno Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dari pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih yang sebelumnya sudah dijahit oleh Ibu Fatmawati segera dikibarkan. Acara dilanjutkan dengan sambutan walikota Jakarta yang saat itu dijabat oleh Soewijo, dan juga pimpinan barisan pelopor, yaitu Moewardi.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengankat Soekarno dan Mohammad Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 KNIP mengukuhkan pengangkatan tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar