Sabtu, 24 Oktober 2009

Abrasi Tinggi, Pesisir Pantura Terancam Hilang

PONTIANAK---Daratan di tepi pesisir Pantai Utara (Pantura) Kalimantan Barat terancam hilang. Tingginya tingkat abrasi laut mengakibatkan tergerusnya daerah tepian pantai. Upaya pemerintah dalam memasang blok beton hanya bersifat sementara. Keberadaannya tidak bisa “mengembalikan” daerah daratan yang hilang.

Untuk bisa mengatasi persoalan pelik ini, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kawasan pesisir Pantura adalah dengan melakukan penanaman mangrove atau bakau. Tanaman ini direkomendasikan karena memiliki sistem perakaran yang kompleks, rapat, dan lebat. Akarnya mampu memerangkap sisa-sisa bahan organik dan endapan yang terbawa air laut ke daratan.

Pola penjaringan yang dilakukan mangrove seperti itu menurut Yeni Januarti sangat cocok untuk di kembangkan di daerah pesisir pantura Kalbar. Kepada Pontianak Post, aktivis lingkungan hidup di Mangrove Centre Foundation (MCF) Kalbar ini menerangkan

Dalam kurun waktu tertentu, pola penjaringan oleh mangrove tersebut dapat pembentuk daratan. Disebut demikian karena endapan dan tanah yang ditahan oleh akar mangrove mampu menumbuhkan kembali perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.

Jika mangrove dapat tubuh dan berkembang dengan baik, maka keberadaannya akan memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial untuk tetap hidup. “Bila kondisi ini bisa terus di pertahankan, bisa dipastikan daratan akan kembali tumbuh,” katanya.

Kekhawatiran tentang hilangnya daratan di pesisir Pantura sebenarnya cerita lama. Dia masih ingat benar peristiwa abrasi hebat yang terjadi delapan tahun yang silam. Kala itu, sepanjang kawasan pesisir Desa Kelapa IV dan Desa Sungai Duri di perbatasan kabupaten Pontianak dan Bengkayang, mengalami abrasi yang amat hebat. Akibat tingginya tingkat abrasi pantai yang ada, jalan utama yang menghubungkan kota Pontianak dengan Singkawang, sepanjang kurang lebih lima kilometer terancam putus.

Untuk mengatasi persoalan abrasi pantai yang ada, pemerintah kemudian memasang blok beton disepanjang kawasan pesisir pantai Desa Kelapa IV hingga Desa Sungai Duri. Blok beton itu disusun sesdemikian rupa hingga menyerupai benteng pemecah gelombang. “Untuk sementara waktu, tindakan itu memang tepat untuk dilakukan. Tapi, untuk kedepannya keberadaan blok beton pemecah gelombang itu tidak bisa mengembalikan eksositem pantai yang hilang,” terang Yeni.

Guna mengatasi persoalan yang ada, upaya penanaman mangrove secara massal adalah jawabannya. Khussus untuk wilayah Pantura Kalbar, jenis mangrove yang cocok untuk di tanam adalah Bakau Rhizopora. Adapun jarak tanam yang dianjurkan dalam konservasi mangrove di wilayah pesisir Pantura Kalbar bisa 1x1 meter atau 1x2 meter. Jika kepentingannya untuk penataan wilayah, ada baiknya jika mangrove di tanam dalam jarak 3x4 meter atau 4x4 meter. “Upaya konservasi mangrove di wilayah Pantura Kalbar telah berulang kali kami lakukan. Pada 2006 lalu, MCF bersama kelompok pecinta alam Sakawana telah melakukan kegiatan penanaman mangrove di Desa Karimunting,” paparnya.

Yeni berkeyakinan, jika upaya penanaman mangrove di lakukan secara terus menerus dengan melibatkan masyarakat setempat, maka lambat laut kawasan konservasi mangrove akan terbentuk. Akar pohon mangrove dapat menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang, habitat baru ini dapat tumbuh meluas sehingga menjadi daratan baru.(go)

:

Kerusakan di persisir utara, kuat, kondisi alam. Men ghadap laut laut cina selatan.

Pemberdayaan masyarakat di sungai mas dak tak turun. Tambak terselamatkan.

Pesisir sei duri:

Bisa di rehibilatisai, tanah berpasir. Segera di tanami mangrove, 2006 karimunting, pertumbuhannya lamban. Harus kontinyu. Blok penahan ombak, tingkat keefektipan, untuk bertahan mangrove bisa membantu. Tapi tidak bisa kekal.

Khussus karimunting, mangrove yang cocok bakau rhizopora. Jarak penanaman 1x1 tatu 1x2 untuk konsercasi. Untuk 3x4 atau 4x4 kepentingan penataan. Agar tetap hidu, prlihara dan lakukan penyulaman.

Pemberdayaan masyarakat. Mereka harus tahu fungsi mangrove.

Tidak ada komentar: