Selasa, 20 Oktober 2009

Pola Hidup Tidak Sehat Memicu Munculnya TB

Catur Dasawarsa UP4 (1969-2009)

PONTIANAK---Kepala UP4 Kalbar, dr Hj Atiek Sumardianti Soemastro, MPH mengatakan salah satu pemicu munculnya Tuberculosa (TB) adalah dijalaninya pola hidup tidak sehat. Penderita TB bisa datang dari golongan ekonomi lemah atau yang sudah mapan.Selain menyerang orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, TB juga bisa menyerang anak-anak.

TB umumnya disebabkan oleh bakteri bernama mycobacterium tuberculosis. Gejala-gejala penderita TB diantaranya batuk-batuk, sakit dada, nafas pendek, hilang nafsu makan, berat badan turun, demam, kedinginan, dan kelelahan. Transmisi bakteri tuberculosis biasanya melalui inhalasi, misalnya penularan dengan dahak penderita TB, dan lewat kulit.

Beberapa diagnosa kasus TB diantaranya tes tuberculin di kulit, identifikasi bakteria di sputum (dahak), dan rontgen paru-paru. Tujuan pengobatan bagi penderita TB diantarnya menyembuhkan, mencegah kematian, mencegah relapse (kambuh lagi), dan mencegah penyebaran penyakit. Pada tahun 2005 dikatakan bahwa lebih dari sepertiga penduduk dunia terinfeksi bakteri TB.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan semua negara, khususnya di Afrika dan Asia, mengadopsi program bernama “Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS)”. DOTS menganjurkan orang sehat untuk memonitor pasien, meyakinkan pasien mrngikuti proses pengobatan secara lengkap. Di Indonesia, program ini dinamakan Pengawas Menelan Obat ( PMO).

Berdasarkan laporan tahunan kegiatan UP4 Kalbar, bulan Januari sampai dengan Desember 2007 dan 2008, jumlah penderita TB baru di tahun 2007 mencapai 1.318 orang. Angka ini naik beberapa kali lipat menjadi 6.747 orang pada tahun 2008. Untuk penderita TB lama, di tahun 2007 jumlahnya mencapai 3.360 orang. Di tahun 2008, angka ini naik menjadi 4.663 orang. Total kasus TB di tahun 2007 adalah 4.678. Jumlah ini melonjak menjadi 11.410 orang pada 2008.

Tingginya kasus TB di UP4 Kalbar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya karena UP4 Kalbar memiliki jangkauan pelayanan yang meliputi seluruh kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. UP4 menerima rujukan dari sekitar 65% kabupaten/kota, meskipun terbanyak masih berasal dari kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak. “Rujukan tersebut berasal dari puskesmas, dokter praktek swasta dan rumah sakit pemerintah dan swasta untuk berbagai kasus paru paru,” terang Atiek.

Kasus terbanyak yang ditangani UP4 adalah TB, Asma Bronkhiale, ISPA, Pneumonia dan penyakit paru paru lain, seperti tumor/CA dan COPD dan lain sebagainya. Khusus untuk TB, dengan BTA positif, menyumbangkan sekitar 37%-40% dari total BTA positif kota Pontianak.

UP4 Kalbar pertama kali di operasikan pada tahun 1963 dengan nama Balai Penyakit Paru-Paru Provinsi (BP4) Kalbar. UP4 Kalbar ini berdiri atas gagasan dari dr Muherman Harun, yang kini dikenal sebagai salah seorang pakar penyakit paru-paru Indonesia. Saat ini, UP4 Kalbar didukung oleh 3 dokter umum, 1 dokter spesialis PTT, 11 perawat, 2 analis, 1 petugas gizi, 2 orang penata rontgen (1 orang magang ), dan 1 elektromedik. Pelayanan yang dapat diberikan adalah pelayanan paru paru dasar dan spesialistik terbatas kepada pasien umum, Askes, Askeskin, Jamkesmas, Pemeriksaan kesehatan bagi calon Polisi, PNS, Calon Haji, serta Tenaga Kerja Indonesia yang akan keluar negeri terutama untuk radiologi dan laboratorium. “Pelayanan yang kami diberikan mungkin belum maksimal. Ini semua karena keterbatasan tenaga terutama kualifikasinya, serta keterbatasan sarana dan dana. Sebagai Balai Kesehatan Masyarakat, maka UP4 seharusnya melaksanakan kegiatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Tetapi karena masih terbatasnya tenaga dan sarana maka kegiatan utama masih bersifat kuratif, dan promotif, terutama untuk TB dan Asma,” papar Atiek.

Dalam menjalankan fungsinya, UP4 Kalbar selalu bermitra dengan berbagai pihak, seperti PPTI untuk kegiatan yang bersifat promotif, dengan Polda Kalbar, PJTKU Universitas Tanjungpura Fakultas Kedokteran, dan lain sebagainya. Untuk menjalin hubungan kemitraan yang lebih erat lagi, UP4 Kalbar berencana membuka pusat studi paru.

Pembukaan layanan pusat studi paru ini sangatlah penting mengingat masih tingginya angka penderita Tuberculosa (TB) di Kalbar. Berdasarkan data yang ada, pada tahun 2008 jumlah penderita TB baru mencapai 6.747 orang. Angka ini belum termasuk jumlah penderita TB lama yang jumlahnya mencapai 4.663 orang. “Dengan di jadikannya UP4 Kalbar sebagai pusat studi paru, kami yakin pengetahuan masyarakat, khususnya para calon dokter di Fakultas Kedokteran Untan, bertambah luas,” kata Kepala TU UP4 Kalbar, Hamdi S. Bafiroes SH.Mkes menambahkan.

Untuk menuju terwujudnya cita-cita tersebut, saat ini UP4 Kalbar tengah berupaya melakukan perbaikan sarana dan prasarana. Langkah strategik ini dilakukan demi memperlancar kegiatan transfer ilmu pengetahun. Sumber dana UP4 sampai saat ini berasal dari APBD Kalbar dengan jumlah yang masih sangat terbatas. Untuk operasional, termasuk obat dan penunjang medis, pada tahun 2008 UP4 Kalbar mendapat bantuan Rp 860.000.000. Sumber dana lain yang diperoleh UP4 Kalbar adalah dari ASKES, dan bantuan dari GF ATM. Bantuan dana itu digunakan untuk kegiatan laboratorium.(go)

Tidak ada komentar: