Rabu, 04 April 2012
Hari Perempuan Sedunia
MEMPAWAH, HUMAS---Kaum perempuan sudah banyak mengambil peran dalam pembangunan. Namun sayang, jumlah mereka masih sangat sedikit jika di banding dengan peran kaum pria. Di parlemen, misalnya. Keterwakilan perempuan di parlemen masih jauh dari harapan.
Di pemilu 2009, kuota keterwakilan perempuan yang berjumlah 30 persen belum terpenuhi dengan baik. Hal ini tentunya berimplikasi buruk terhadap pengambilan keputusan, dimana suara perempuan nyaris tidak didengar saat pengambilan kebijakan.
Kondisi seperti ini menurut Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak, Erlina Ria Norsan, sangat kurang sehat. Mengapa? Karena ketidaksetaraan jender ini berimbas pada rendahnya kedudukan perempuan dalam penentu keputusan. Menyikapi fenomena klasik tersebut, di Hari Perempuan se-Dunia (International Women Day) ini (Kamis, 8/3 red), Tim Penggerak PKK Kabupaten Pontianak mengajak kepada seluruh organisasi perempuan untuk bersama-sama menyatukan suara serta visi dengan kaum pria untuk sejajar (kesetaraan jender). “Kita harus bisa membuktikan kepada kaum pria bahwa perempuan memiliki kedukukan yang sama disemua aspek kehidupan dan pembangunan,” katanya.
Lebih lanjut Erlina juga mengajak kaum perempuan untuk mampu membangun jaringan, menyusun strategi dan bergerak cepat dalam upaya pencapaian kesetaraan jender dengan kaum pria. Di lingkup kerja PKK, kaum perempuan harus bisa menjadi motor menggerak perubahan bagi keluarga. Penempatan diri seperti ini sangat perlu agar stigma ‘perempuan hanya jadi beban keluarga’ bisa di hapuskan.
Perjuangan yang sama, kata Erlina, jauh hari sebenarnya telah dilakukan oleh segenap kaum perempuan di berbagai belahan dunia. Sejarah mencatat bahwa pada 8 Maret 1917, perempuan di Rusia untuk pertama kalinya diberikan hak suara oleh pemerintah Rusia. Peristiwa ini menjadi tonggak awal peringatan bagi seluruh perempuan dunia.(hms)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar