Rumah Melayu Kalimantan Barat berbenah kembali. Dalam pembangunan tahap II ini, panitia Perencanaan dan Pembangunan Rumah Melayu akan membangun sebuah bangunan dua lantai. Masing-masing lantai akan digunakan untuk pepentingan promosi serta pengenalan adat istiadat budaya Melayu Kalimantan Barat.
Catatan Pringgo—Pontianak
PEMBANGUNAN Rumah Melayu tahan II itu sudah cukup lama ada. Bahkan, kegiatannya sudah masuk dalam rencana induk pembangunan Rumah Melayu. Dalam rencana pembangunan tahap II ini, bentuk serta arsitektur yang diterapkan tetap bercirikan seni budaya Melayu. Warna-warna yang akan di gunakan juga di selaraskan dengan warna pada bangunan induk Rumah Melayu.
Menurut Ketua MABM (Majelis Adat Budaya Melayu) Kalimantan Barat, H Abang Iminen Thaha menerangkan bahwa sepintas lalu, bagunan dua lantai ini bentuknya mirip dengan Rumah Melayu. Hanya saja yang membedakannya adalah terdapatnya dua bangun yang bentuknya mirip menara. Di puncak atap di tempatkan penangkal petir yang berbentuk mirip mahkota. “Penangkal petir itu sengaja kita bentuk sedemikian rupa agar memancarkan kesan megah,” katanya.
Untuk mempercantik bentuk bangunan, di sisi kiri dan kanan di dirikan tiga tempat lesehan. Bentuknya sudah tentu di buat selaras dengan bangunan utama. Lesehan itu nantinya di gunakan sebagai tempat untuk menikmati aneka jenis masakan dan minuman yang dijual di Kedai Melayu.
Rencana pemanfaatan ruang ini di benarkan oleh Ir H Zulfadhli, Ketua Tim Perencanaan dan Pembangunan Kompleks Rumah Melayu Kalimantan Barat. Di jelaskan olehnya, pembangunan Kompleks Rumah Melayu Kalimantan Barat memang dilaksanakan secara bertahap. Untuk tahap II ini, dana yang diperlukan mencapai Rp 1 milyar. Dana tersebut setengahnya di peroleh dari APBD Provinsi Kalimantan Barat, sedangkan sisanya diperoleh dari sumbangan para dermawan. “Pembangunan tahap II ini kita mulai pada 12 April 2008. Jika tidak ada halangan, insyaallah akan selesai pada awal tahun 2010 mendatang,” terangnya.
Ditilik dari fungsinya, Zulfadhli menerangkan lantai satu dari bangunan itu akan di gunakan sebagai Kedai Melayu. Sesuai dengan namanya, kuliner yang sediakan tentu bercita rasa khas Melayu. Untuk lantai dua, rencananya akan digunakan untuk Balai Pustaka dan Museum Mini. Ruang Balai Pustaka nantinya akan di isi dengan aneka karya sastra Melayu kuno dan modern. Sementara ruang Museum Mini akan diisi dengan beragama amacam benda budaya Melayu.
Jika pembangunan tahap II ini selesai, rencananya akan dilanjutkan dengan pembangunan tahap III. di tahap lanjutan ini, sedianya akan di bangun Penginapan, Balai Kesehatan, Balai Kerja, serta Balai Pengobatan. “Kita optimis dalam waktu tiga atau empat tahun kedepan Rumah Melayu Kalbar akan tampil lebih indah lagi,” ujarnya.